Dari Jendela, Dilempar, Jatuh di Atas Tembok Pagar

M.Saleh Kamah
M.Saleh Kamah (kiri)

Tanpa dipersilakan duduk, tangan Sersan langsung menghantam dahi MSK. Muncul seorang Kopral. Kedua serdadu ini ‘mengadili’ MSK secara fisik selama sekitar 5 menit. Setelah istirahat sejenak, Pak Sersan yang berbadan gempal itu, mengangkat tubuh MSK, melemparnya menerobos jendela dan jatuh persis di atas tembok pagar.

“Ayo..masuk,” perintah Sersan yang direspons MSK dengan terseok-seok memanjati dinding masuk lagi ke ruangan sempit.

“Kalau ngana tulis apa-apa lagi, tunggu akibatnya. Ingat itu,” ancam Sersan tanpa tanya-tanya setelah MSK dipersilakan duduk dan diam. Dia tidak memberi reaksi. Tidak ada rasa takutnya. Mungkin karena usia masih sangat muda.

Max Warouw, kelahiran Kakas 1925, wartawan “Pedoman Rakyat” yang pindah ke Manado (dari Makassar) yang juga sebagai Pimpinan Partai Kedaulatan Rakyat, memprotes atas tindakan penangkapan dan pemukulan MSK itu. Ia menghadap Mayor Worang dan juga meminta jasa-jasa baik Laurens Saerang yang dikenal sebagai orang tajir, sosial, dan memiliki pengaruh besar di Manado/Minahasa.

MSK pun “dititip” di rumah Max Warouw. Secara diam-diam Max mengusahakan MSK keluar dari Manado. Bekerja sama dengan Departemen Penerangan, MSK kabur ke Jakarta dengan pesawat Dakota. (Makassar, 13 Agustus 2025).

br
BACA JUGA:  Imajinasi Anak-Anak Tentang Kota Inklusi dan Berkelanjutan
br