Daeng Lawa Asal Takalar, sejak Kecil Kerja di Warung Coto Makassar (Bagian 1)

Daeng Lawa
Daeng Lawa

Daeng Lawa bercerita, dia sering pulang kampung, dan memutuskan keluar dari tempat kerjanya, karena sudah tidak sesuai lagi dengan hatinya. Alasan lain, karena sesama pekerja saling cemburu. Ada yang iri hati, lalu mengarang-ngarang cerita agar dia tidak disukai. Suasana yang tidak lagi nyaman itu, membuat dia terpaksa berhenti bekerja lalu putuskan untuk pulang kampung.

Di warung Coto Makassar milik Daeng Toto ini, posisinya naik, menjadi tukang iris daging. Katanya, daging coto itu ada dua macam, yakni daging beku dan daging murni. Kalau daging beku, 1 kg bisa dapat 7-8 mangkuk. Sedangkan kalau daging murni, sedikit lebih banyak karena bisa dapat 9 mangkuk untuk setiap 1 kg.

Daging sapi yang sudah dimasak, kemudian diiris berbentuk miring. Sebagai orang yang dipercaya mengiris daging, tangannya mesti cekatan menggunakan tajam pisau. Tangan kanannya mengiris, sementara yang kiri menahan daging itu dengan garpu agar tidak terpental. Untuk semangkuk coto, isinya 9-10 potong daging. Kalau pelanggan meminta paket campur, maka itu terdiri dari daging, babat, jantung, hati, dan usus. Masing-masing isinya hanya 1 atau 2 potong. Pilihan-pilihan paket ini sesuai selera pelanggan, bisa berupa kombinasi daging paru, otak, lidah, pipi, atau lainnya. (Bersambung)

br
BACA JUGA:  Mahasiswa sebagai Agen Perubahan: Inovasi Desa Cerdas Karya Mahasiswa LDF SC AL FURQAN BEM FIS-H UNM
br