Cuek Bebek di Jalan

Di jalan
Main gawai di jalan (ilustrasi)

NusantaraInsight, Makassar — Di jalan (raya) kita akan menemukan banyak perilaku pengguna jalan. Baik mereka yang sedang mengendarai mobil dan sepeda motor, maupun (ternyata) pejalan kaki juga. Saya selalu menyaksikan, pengendara sepeda motor kerap menelepon selagi dalam perjalanan.

Sabtu (4/1/2025) saya menemukan pengendara sepeda motor model ini. Satu tangannya memegang stang motor, satu tangan lainnya memegang gawai (gadget). Hebatnya lagi, pengendara itu tidak mengenakan helm pengaman. Bahkan sepeda motornya pun tidak memiliki plat nomor. Begitu pun perempuan yang diboncengnya. Saya khawatirkan, jika tiba-tiba kendaraan di depannya mengerem mendadak, sepeda motor si pengendara yang sedang menelepon tersebut bisa saja tidak stabil dan terjatuh.

Yang menggunakan mobil lain pula. Biasanya, saat pengendara berhenti di perempatan yang ada lampu pengatur lalu lintas, indikasi pengemudi sedang menelepon atau menggunakan gawai, jika lampu sudah menyala hijau, kendaraannya tetap diam. Tidak bergerak. Biasanya mobil di belakangnya yang mengingatkannya dengan membunyikan klakson baru dia sadar dan menjalankan kendaraannya. Hanya saja, dengan rata-rata mobil berkaca gelap, tidak mudah melihat langsung mereka yang menelepon seperti ini. Namun dari cara merespon lampu pengatur lalu lintas yang berwarna hijau, kita bisa perkirakan dan duga dia sedang menelepon atau mengirim pesan pendek menggunakan gawai.

BACA JUGA:  Batu Palestina Inikah Maharnya?

Tetapi yang lebih konyol apa yang saya alami Sabtu (4/1/2025) sore. Seorang perempuan muda yang cuek bebek. Sore itu saya mengantar keluarga ke Polik mata di jl.Andi Pangerang Petta Rani. Dari Antang via Jl. Borong saya memilih jalan di pinggir kanal di sebelah kanan Kantor Kecamatan Panakkukang.

Jalan ini biasanya juga macet. Penyebabnya macam-macam. Ada mobil parkir yang mengakibatkan mobil antre satu demi satu melintas. Ada juga gundukan.pasir, akibatnya idem dito.

Tapi sore itu pergerakan kendaraan tersendat dan melambat banget. Seorang perempuan muda berjalan santai di depan kendaraan saya. Mengenakan helm menyusuri sisi kiri jalan. Tidak tahu apa yang dia lakukan karena saya bergerak di belakangnya. Beberapa menit saya dan pengendara lain di belakangnya mengikuti irama langkah perempuan ini sepanjang kira-kira 40-50m dengan sabar dan tabah.

Apa pasalnya, kok cuek bebek banget. Tepat di belokan sempit, dia masih tetap tenang saja berjalan di tepi kiri jalan. Ada kesempatan lowong sedikit saya melambungnya setelah menegok ke kiri. Astaga, ternyata dia berjalan kaki sambil mengetuk-ngetuk gawainya. Rupanya dia sedang ‘mengurus’ gawainya, sehingga sama sekali tidak memperhatikan pengguna jalan lainnya. Pantas saja cuek bebek berjalan.
Mudah-mudahan orang cuek seperti ini di jalan tidak banyak. Padahal, dia tidak berpikir, mempermainkan gawai di jalan bisa mengundang terjadinya tindakan kriminal. Dijambret atau di jalan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. (M.Dahlan Abubakar).