“Dari situ ja. Pigi ka sampaikan ke orang yang garap lahan supaya matikan dulu traktornya,” jelas Daeng Lawa.
Rupanya ada petani yang tengah mengolah lahan dengan menggunakan traktor tangan. Suara mesinnya mengganggu proses rekaman wawancara. Saya, karena tahu ada syuting, memilih jalan menyamping dekat bunga-bunga matahari kecil tumbuh.
Daeng So’na terlihat sedang menjelaskan. Ia duduk di bangku kayu panjang. Ada tiga kamera dalam posisi berbeda menyorotnya. Sesekali wawancara dihentikan kalau Daeng So’na terlihat kurang rileks. Wawancara dilanjutkan lagi. Kalau penjelasan Daeng So’na dirasa kurang pas, diminta untuk lebih menggambarkan strategi gerakan yang dilakukan.
“Mungkin capek ki, kurang tidur,” kata salah satu kru dengan nada bercanda.
“Iye, saya memang kurang fokus,” ungkap Daeng So’na polos.
Saya ikut nimbrung, mengingatkan Daeng So’na agar lebih santai. Tidak perlu tegang.
Kamerawan kembali bersiap. Syuting mau dilanjutkan. Lamat-lamat terdengar suara mengaji dari arah masjid. Beberapa saat lagi akan masuk waktu dhuhur. Wawancara dihentikan lagi.
Saya mendekati Daeng So’na. Perempuan 39 tahun itu mengaku kurang fokus dan agak terkejut. Pasalnya, dia baru akan mempersiapkan segala sesuatunya, tamunya sudah ada, dan begitu tiba di lokasi, langsung pasang alat untuk syuting. Sebelumnya, kata Daeng So’na, dia ditanya, pukul berapa biasanya ibu-ibu SePAKaT mengadakan pertemuan. Disampaikan, ibu-ibu ikut pertemuan lazimnya pukul 2 siang, setelah urusan rumah rampung dan mereka selesai salat dhuhur. Jadi, perkiraannya pukul 2 siang baru syuting dilakukan hehehe.
Saya lalu diajak ngobrol oleh Ridha Yenita, produser acara. Ita, begitu ia sehari-hari disapa, kepada teman-temannya menyampaikan kalau dia kenal saya sejak masih di Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulawesi Selatan. Karena saya kerap diundang ke studio TVRI di Jalan Pajonga Daeng Ngalle sebagai narasumber.
“Saya kenal Pak Rusdin, tapi mungkin Pak Rusdin tidak kenal saya,” selorohnya yang membuat kami sama-sama tertawa.
Ita menyampaikan bahwa mereka datang full team. Selain dirinya sebagai produser, juga ada pengarah teknik, kamerawan, editor, penata cahaya, penulis naskah, reporter, penata suara, unit manajer, dan driver. Dikemukakan bahwa INSPIRASI INDONESIA punya tema berbeda setiap bulan. Pada bulan Juli nanti, temanya terkait pemberdayaan perempuan dan anak. Sosok Daeng So’na dinilai tepat sebagai inspirasi bagi Indonesia.
Saya ditanya, kenapa bisa sampai ke Desa Paddinging dan berinteraksi dengan Daeng So’na. Saya ceritakan, sejak 1999 mengenak Daeng So’na, ketika Plan Indonesia Program Unit Takalar mengembangkan program Dewan Anak.