Cek Kosong Untuk Penguasa

Setelah semua peserta lengkap, kami lalu ke lokasi kegiatan, di Wispo. Tiba di lokasi yang punya pemandangan hijau dan berhawa sejuk, peserta diarahkan ke kamar masing-masing. Kami menempati kamar-kamar dengan dinding berwarna terakota. Wispo ini berlantai dua. Ruang tamu di lantai bawah dengan kursi terbuat dari rotan yang estetik. Kamar tidurnya di lantai atas.

Ruang tempat kami mengikuti pelatihan berada di gedung yang terpisah. Posisinya agak di tengah. Di teras tempat pelatihan ada meja pingpong. Nazaruddin, staf ISAI, kadang mengajak kami main tenis meja. “Taruhannya, pindah agama hehehe,” candanya, setiap kali dia mengajak kami bertanding, setelah pelatihan. Ini selingan kegiatan yang menyenangkan sekaligus menyehatkan.

Pada bagian dinding dari ruang pelatihan, terpajang sampul majalah TEMPO, yang sudah dibingkai. Ada beberapa sampul majalah pada edisi awal, termasuk edisi pertama yang menampilkan pebulu tangkis, Minarni. Di situ, juga terdapat meja panjang tempat menaruh kopi, teh, dan camilan, yang setiap saat bisa diambil.

Tak jauh dari situ terdapat lapangan tenis dan kolam renang ukuran sedang. Setahu saya, tidak pernah di antara peserta memanfaatkan kolam itu. Trainer kami, David W Candow, yang paling sering berenang di situ. Menariknya, beliau mandi nanti saat malam hari, di atas pukul 21.00 wib. Bahkan, terkadang mandinya saat hujam di malam hari. Teman-teman, kalau melihat beliau mandi, hanya bisa berkomentar, “Ya, wajar kan orang Kanada, yang terbiasa hidup di suhu dingin.”

BACA JUGA:  Sosok Si Abang Kumis Nursalam, Orang Bugis Toraja yang Ikut Nahkodai Rumah Besar Guru

Titi Irawati, Program Coordinator ISAI, yang meng-handle kegiatan ini. Mba Titi dibantu oleh mba Itot-Siti Rachmania, sebagai Program Assistant. Mba Titi orangnya gesit dan ramah. Dia selalu memperhatikan keperluan peserta. Kalau dia akan keluar dari Wispo, mba Titi akan bertanya, siapa saja yang mau menitip keperluan padanya.

Salah satu yang saya ingat, saat dia akan ke Utan Kayu, dia menawarkan kepada kami, siapa yang mau pesan novel “Saman” dengan tanda tangan penulisnya, Ayu Utami. Novel ini merupakan pemenang Sayembara Roman Dewan Kesenian Jakarta, tahun 1998, yang banyak diulas media massa. Ayu Utami, penulis novel “Saman”, merupakan bagian dari komunitas Utan Kayu.

Pelatihan jurnalisme radio ini menghadirkan dua pembicara asal Kanada. David W Candow, seorang konsultan penyiaran, dan Wayne Sharpe, dari The Canadian Committee to Protect Journalists, sebagai narasumber dan fasilitator. Keduanya didampingi seorang interpreter, bernama Mba Aya. Mba Aya ini belakangan bekerja di Internews.