Jalan menunjukkan kelas sosial, menunjukkan siapa yang menetap di sana. Kita bisa menerka apakah seseorang berasal dari daerah pinggiran atau permukiman elite dari alamat rumah yang disebutnya. Jika seseorang menunjuk alamat rumahnya di jalan-jalan dalam kawasan Panakkukang Mas, tahulah kita seperti apa kelas sosialnya. Dari nama-nama jalan itu pula, kita bisa melacak pekerjaan dan aktivitasnya. Apakah ia pegawai kantoran dengan seragam PNS, atau pegawai swasta dan sekadar “maaf” pekerja kasar. Jika Anda tinggal di Makassar, Anda tentu mengenal kawasan perkantoran dan kawasan perdagangan bahan bangunan.
Maka perlu penataan yang lebih tertib terhadap nama-nama jalan itu di Kota Makassar. Cara penulisan yang benar dan lengkap, sebagaimana seharusnya. Apalagi jika itu terkait nama orang, yang kita kenal sebagai pahlawan, yang punya bobot ketokohan. Penataan yang tertib bukan hanya berkaitan dengan aspek administrasi dan estetika kota tapi juga akan memudahkan pencarian alamat.
Orang-orang yang mengunjungi suatu kota, terutama mereka yang datang sebagai wisatawan, akan sangat terbantukan jika jalan-jalan ditata apik. Tertib penulisan nama jalan, mesti dibarengi dengan pemberian pengetahun yang memadai terkait nama-nama itu. Dan itu, bisa dilakukan melalui pendokumentasian oleh mereka yang bertugas di bagian arsip agar setiap orang sadar terdapat catatan-catatan penting di balik suatu nama jalan. Hal ini penting segera dilakukan agar kita tidak dicap sebagai bangsa dengan ingatan yang pendek. []
*) Tulisan ini merupakan kata pengantar pada buku “PLANG: Cerita di Balik Nama Jalan di Makassar” karya Muhammad Nasrul (MediaQita Foundation, 2018)