Catatan dari Gustal (2): Gustal pun Punya “Presiden”

Maha Guru Fakultas Kedokteran Gigi Unhas ini, di Kompleks Perumahan Unhas Biring Romang Manggala Kota Makassar, mengemban tugas sosial keagamaan sebagai Ketua Pengurus Masjid Amirul Mukminin. Saya menjabat Sekretaris Wali Jemaah dengan Ketua Prof.Dr. Stang, M.Kes, organisasi yang dibentuk untuk memilih pengurus masjid.

Prof. Hendra Canda saya kenal tidak saja dalam interaksi sehari-hari di masjid, tetapi juga sebagai seorang petualang laut yang sudah malang melintang ke mana-mana.

Di kelompoknya, terdapat beberapa nama seperti Prof.Dr. Drg.Hasanuddin Tahir, Prof.Dr.Azhar Arsyad, M.A. (mantan Rektor IAIN Alauddin), Prof. Dr.Siti Musdah Mulia, M.A., dan Prof.Dr. Rusnadi Padjung, M.Sc. Yang disebut terakhir ini, kata Prof. Hendra, didaulat sebagai “Presiden” Gustal.

Rupanya, cerita Prof. Hendra, objek wisata Pulau Gustal yang berfungsi sebagai tanggul penahan ombak sepanjang 1.200m ini rupanya dipoles oleh kelompoknya yang didukung penuh oleh salah seorang tokoh. Kini, sudah terdapat beberapa tempat duduk dan sudah banyak pohon yang tumbuh yang berfungsi sebagai pelindung saat matahari terik.

BACA JUGA:  40 Tahun Berkarya, Goenawan Monoharto Diganjar Penghargaan dari Badan Bahasa Kemendikdasmen RI

Para profesor petualang laut ini sudah melanglang buana ke mana-mana. Pernah ke Bali lalu ke Lombok menggunakan kapal cepat Bosowa. Juga pernah ke Pulau Banda, yang pada kesempatan ini, Prof. Musdah Mulia yang berdomisili di Jakarta, ikut bergabung. Juga ke Selayar dan beberapa tempat lainnya.

“Profesor-profesor itu adalah mereka yang sudah selesai dengan urusan domestiknya, “ komentar Prof. Musdah Mulia setiap disinggung mengenai petualangan lautnya bersama teman-teman maha guru itu.

Prof.Hendra pun mengajak saya bergaung dengan “geng”-nya beberapa meter dari tempat saya berdiri. Ternyata di tempat itu, ada Prof.Dr.Azhar Arsyad, Prof.Dr.Hasanuddin Tahir, dan beberapa perempuan yang setengah umur dan saya tidak kenal. Prof.Hasanuddin Tahir yang sedang membelakang, saya cubit dan berbalik cepat.

“Ehh….Ini orang Unhas yang paling terkenal ini, sudah berusia tetapi masih kelihatan muda…,”kata Prof.Hasanuddin Tahir sembari menyebut nama saya dan mengalamatkan kalimatnya kepada tiga orang perempuan yang di dekatnya.

“Awwweh… ini namanya selalu kita baca, baru kita ketemu orangnya,” ibu-ibu itu seperti kompak saja menyahut. Saya yang ramai-ramai disalami tiba-tiba merasa seperti selebritas saja.

BACA JUGA:  JANJI KAMPANYE YANG MENYULITKAN PEMERINTAHAN BARU

Peristiwa serupa juga ketika kami akan naik ke speedboat menuju Gustal. Pak Ir.H.Ahmad Rijal tiba-tiba saja memperkenalkan saya dengan dr.Abdul Karim. Respons yang sama juga saya terima.

“Sudah sering mendengar namanya, baru sekarang lihat orangnya,”kata dr. Karim sembari menyebut nama saya dengan lengkap.