Boikot Produk, Boikot Ideologi Zionis

Ika Rini Puspita                                  (IRT & Koord Kaderisasi FLP Sulsel) menulis boikot produk zionis
Ika Rini Puspita                                  (IRT & Koord Kaderisasi FLP Sulsel)

Oleh: Ika Rini Puspita                                  (IRT & Koord Kaderisasi FLP Sulsel)

NusantaraInsight, Makassar — Kejahatan Zionis di Palestina makin parah. Mirisnya hingga hari ini kaum Muslim Palestina belum juga mendapat pembelaan dari berbagai negeri. Miris sekali, di bulan suci Ramadan mereka justru semakin menderita dan merana. Sebelumnya pernah heboh soal boikot produk yang mendukung Israel, namun nampaknya boikot tersebut sudah mulai ditinggalkan. Ada juga yang tetap istiqomah untuk boikot, katanya salah satu bentuk dukungan sederhana yang bisa dilakukan untuk mendukung kebebasan saudari kita di Palestina.

Salah satu yang dilakukan kaum muslim di bulan suci ini yakin, boikot kurma produk Zionis karena Zionis (baca: Israel) adalah pengekspor kurma terbesar. Israel adalah salah satu negara dengan catatan ekspor kurma terbesar di dunia. Negara Yahudi ini hanya kalah dari Arab Saudi dalam data ekspor kurma dunia. Laporan Statista menunjukkan, pada 2021, Arab Saudi adalah pengekspor kurma segar dan kurma kering paling besar di dunia, dengan nilai ekspor sekitar US$322,84 juta. Israel adalah pengekspor utama kedua, dengan nilai ekspor kurma melebihi US$317 juta. Menurut laporan Tridge, meskipun nilai perdagangan kurma dunia sempat anjlok pada 2020, Israel masih tetap menjadi salah satu pengekspor kurma terbesar dunia dengan nilai total US$236,34 juta atau sekitar Rp3,5 triliun.

BACA JUGA:  H.Andi Azis Peter, S.H.M.Si. Mengenang Ibunda: Jangan Terlalu Capek, Kapan Pulang?

Maka pantas saja jika Zionis ketar ketir produk buatannya tidak laku di pasaran akibat aksi boikot yang dilakukan kaum muslim di dunia akibat perang dengan Palestina. “Kampanye iklan senilai USD 550.000 untuk mempromosikan kurma Medjool Israel dihentikan sebagai tanggapan atas ketakutan akan boikot,” tulis laporan itu.

Pengawasan terhadap produk-produk Israel di kalangan muslim meningkat setelah pertumpahan darah di Gaza. Konflik tersebut telah mengakibatkan hampir 30.000 warga Palestina terbunuh dan lebih dari 69.000 orang terluka oleh Israel hanya dalam waktu lima bulan. “Siapa pun yang mendekati rak tersebut dan melihat tulisannya ‘Buatan Israel’ akan berpikir dua kali,” kata seorang pengusaha yang memiliki hubungan dengan industri kurma. (Kumparan.com, 3/3/2024).

Hal menarik dari boikot apapun yang berhubungan dengan Israel, seyogianya kita juga harus memboikot ideologi yang membiarkan kekejaman di Palestina abadi. Tujuan boikot adalah untuk mencegah adanya aliran dana dari konsumen muslim melalui produk pro Yahudi kepada entitas Yahudi. Jika dilakukan secara masif oleh seluruh rakyat Indonesia, apalagi muslim sedunia, diharapkan bisa membantu Palestina. Semoga saja!