Bangun Wacana Publik dari Koran Hingga Televisi

Kesempatan itu akhirnya tiba. Lagi-lagi isu anak jalanan dan pekerja anak jadi topik bahasan.

Saya diundang oleh Canny Watae–salah satu pewawancara kritis–untuk hadir di studio Makassar TV yang kala itu masih di Hotel Sahid Jaya. Saya tampil bersama Muh Yusuf Tuang Baso, Kadis Sosial Kota Makassar.

Saya ingat, beberapa kali Tuang Baso menyebut bahwa saya lebih tahu atau beliau belajar dari saya. Saya memaknai kalimat itu sebagai ungkapan rendah hati dari seorang pejabat publik. Namun, Canny Watae menyambar kalimat itu dengan mengatakan, “Bagaimana kalau Pak Rusdin jadi kepala dinas?” Candaan ini membuat kami tertawa bersama.

Setelah beberapa hari siaran live di stasiun televisi swasta pertama di Sulawesi Selatan itu, rupanya masih diputar rerun-nya.

Saya yang tengah menonton siaran Makassar TV dengan Galang dan Gandhi–dua anak saya yang kala itu masih kecil–seketika mendengar celetukan, “Eh kenapa bapak dua?” Sambil keduanya terheran-heran melihat saya di layar TV dan di hadapan mereka hehehe. (*)

BACA JUGA:  Minta ma Hangus-hangus na
br