Respons yang lebih analitis-argumentatif-solutif, saya lakukan melalui penulisan artikel. Semangat diversifikasi isu anak membuat saya merespons banyak persoalan hak dan perlindungan anak melalui tulisan.
Saya terus membangun personal branding dengan fokus menulis dan berbicara hanya melulu isu anak. Sampai kemudian saya diundang sebagai narasumber dalam program acara “Indonesia Siesta” di jaringan Radio Delta FM. Pewawancaranya, artis Shahnaz Haque.
Radio Delta FM, kala itu, masih bersiaran dari lantai 10 Hotel Sahid Jaya Makassar. Jadi, saya di studio radio tersebut, sementara Shahnaz Haque bersiaran nun jauh di Jakarta. Dari program “Indonesia Siesta” ini saya berkenalan dengan bos Koko Motor, yang menanggapi topik bahasan dalam siaran kami dari Bandung.
Beliau, saat itu, bilang kalau punya show room dan bengkel motor di Makassar. Begitu ke Makassar, kami pun bertemu dan ngobrol banyak hal soal kegiatan sosial dan pemberdayaan.
Suatu hari di tahun 2004, saya dihubungi wartawan harian Fajar, A. Anita Amir, untuk wawancara khusus tentang anak jalanan dan pekerja anak.
Saat itu, saya dan LISAN sudah pindah alamat ke Jalan Emmy Saelan Lorong 2. LISAN merupakan LSM yang jadi bagian dari JARAK (Jaringan Advokasi Pekerja Anak).
Kami bertemu di Kopitiam Mal Panakkukang (MP). Anita menyampaikan bahwa tadinya, Ibu Tria Amelia, psikolog, yang mau diwawancarai. Namun Bu Tria (anak Prof Ahmad Amiruddin, mantan Gubernur Sulawesi Selatan) merekomendasikan saya.
Itu karena Bu Tria pernah ke rumah saya di Tirta Mas, berdiskusi seputar isu anak dengan saya. Saat itu saya menyampaikan tengah menyelesaikan buku anak jalanan dan buku pengalaman advokasi akta kelahiran.
Hasil wawancara dengan Anita, muncul di rubrik “Bincang”, satu halaman penuh. Wawancara dan sosok saya ditampilkan satu halaman penuh lagi di rubrik “Bincang”, saat saya sudah jadi komisioner KPID Sulawesi Selatan, dan sudah pindah ke Jalan Letjen Hertasning Blok E10 No 4D (Minggu, 27 Juli 2007).
Pada kesempatan lain, saya bersama keluarga ditampilkan sehalaman penuh pada rubrik “Weekend”, 8 Mei 2010. Pemotretan untuk rubrik ini dilakukan di Gramedia Mal Ratu Indah karena kami biasa menghabiskan akhir pekan ke toko buku.
Kemudian wawancara lengkap saya seputar advokasi anak kembali dimuat sehalaman penuh dalam rubrik “Persona” harian Fajar (21 November 2010). Belum lagi media-media cetak lainnya, yang juga sehalaman penuh.
Saya lanjut bercerita. Ketika Makassar TV mengudara pertama kali, pada tanggal 23 November 2003, saya sudah bertekad, suatu ketika harus masuk TV.







br






