Ketia Rahman Arge menjadi Ketua Parfi Sulawesi Selatan, Bendaharanya, saat itu adalah Vonne Ramis Parenrengi, sedangkan Iwan Azis, menjabat sebagai Wakil Bendahara. Salah satu kegiatan Parfi Sulawesi Selatan, yakni dipercaya menggelar FFI di mana Makassar, tahun 1978.
Ketika Ketua PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Sulawesi Selatan, dipegang Rahman Arge, lagi-lagi Iwan Azis berada di gerbongnya. Dia di posisi seksi film.
Rahman Arge di mata Iwan Azis merupakan lelaki flamboyan. Beliau itu dalam istilah bahasa Makassar adalah “burakne na buraknea”. Beliau jantan dan elegan. Beliau, lanjut Iwan Azis, selalu berpesan agar jangan mati kalau bukan mate ni santangngi.
Menurut Iwan Azis, Rahman Arge merupakan orang pertama yang memunculkan tren menyingkat nama. Arge itu akronim dari Abdul Rahman Gega. Tokoh-tokoh lain yang juga menyingkat namanya, yakni aktor dan penyair Aspar Paturusi. Aspar merupakan singkatan dari Andi Sofyan Paturusi.
Lalu ada pula Arsal Alhabsyi, semasa hidupnya sebagai jurnalis dan seniman, di mana nama Arsal merupakan singkatan dari Abdurrahman Saleh. Tokoh lain yang menyingkat namanya, adalah pendiri Harian Fajar, Alwi Hamu. Hamu merupakan singkatan dari nama ayahnya, Haji Muhammad Syata.
Saat ditanya, kenapa dia selalu satu organisasi dengan Rahman Arge? Iwan Azis menjawab, itu karena kalau dia bercerita atau menjelaskan sesuatu, seniornya itu cepat tanggap. Begitupun sebaliknya, dia bisa menerjemahkan apa yang diinginkan Rahman Arge, dalam kapasitas organisasi dan profesional.
Iwan Azis teringat, pada peran sebagai PKP atau Penjaga Keamanan Partikulir, sebutan untuk Satpam, tempo doeloe. Kebanyakan yang punya PKP hanyalah orang keturunan Tionghoa. PKP ini biasa berjaga-jaga di depan toko majikannya.
“Mainkan ki peran sebagai PKP, tapi keppangko,” cerita Iwan Azis tentang perannya itu.
Supaya bisa memainkan peran dengan baik maka dia sengaja memakai sepatu sempit. Dengan demikian, dia selalu terlihat berjalan pincang saat di panggung. Katanya, ada yang memuji dia mampu memainkan karakter pincang. Padahal dia punya trik supaya tetap berakting pincang. Dengan memakai sepatu sempit, dia akan berjalan keppang karena kakinya sakit.
Ada lagi satu peristiwa yang tidak dilupakan Iwan Azis, yakni saat perhelatan
Pekan Kebudayaan Sulawesi Selatan di Lapangan Gokar, Jalan Racing Centre. Ini di masa Walikota Makassar, Abustam dan Gubernur Sulawesi Selatan Achmad Amiruddin.
*Kegiatan Pekan Kebudayaan Sulawesi Selatan ini diadakan oleh DKM bekerja sama dengan Kodam IV/Hasanuudin. Panglima Kodam XIV/Hasanuddin saat itu, adalah Brigjen TNI Hasan Slamet.