News  

Subuh Inspiratif di Lorong Daeng Jakking: Ibu-ibu K-apel Hadirkan Penceramah Nasional

NusantaraInsight, Makassar — Pagi masih gelap ketika lorong kecil di Parang Tambung, Tamalate, sudah dipenuhi langkah kaki warga. Suara lantunan doa bercampur dengan aroma sarabba hangat, putu mayang, dadar gulung, pisang goreng, baruasa, duri’duriang yang tersaji di serambi Musholla Ar-Rahman. Minggu, (21/9/2025) Hari itu bukan pagi biasa. Warga Lorong Daeng Jakking bersiap mengikuti Sholat Subuh Berjamaah & NGOPI (Ngaji dan Obrolan Pagi Inspiratif) yang dipelopori oleh ibu-ibu Komunitas Anak Pelangi (K-apel).

Yang membuat acara ini istimewa, ibu-ibu K-apel berhasil mendatangkan seorang penceramah nasional, Prof. Dr. KH. Agus Tasbih, Dosen Pascasarjana PTIQ Jakarta sekaligus pencipta Metode Belajar Al-Qur’an METODE TASBIH. Kehadiran tokoh ini menjadi magnet tersendiri, membuat musholla kecil itu sesak oleh jamaah dari berbagai kalangan hingga jalan poros lorong pun ditutup para warga menggelar baliho bekas sebagai alas untuk ikut sholat berjamaah.

Dalam ceramahnya, Prof. Agus Tasbih menekankan tiga amalan utama untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT: shalat, shodaqoh, dan mengaji.

BACA JUGA:  Playing the Victim

Ia mengurai dengan lembut namun penuh penekanan, bahwa shalat adalah ruang komunikasi paling sakral antara hamba dan Tuhannya. “Shalat bukan hanya gerakan, tapi penyucian jiwa dan pertemuan batin dengan Allah,” ujarnya.

Tentang sedekah, ia menegaskan bahwa setiap kepedulian sosial adalah cermin keimanan. “Dengan sedekah, harta kita bersih, hati kita lapang, dan syukur semakin bertumbuh,” tambahnya.

Sementara mengaji, menurutnya, adalah interaksi langsung dengan Sang Pencipta. “Saat membaca Al-Qur’an, sadar atau tidak, kita sedang berdialog dengan Allah,” tegasnya di hadapan jamaah yang hening menyimak.

Tidak hanya itu, Prof. Agus juga mengingatkan pentingnya mendoakan sesama, bahkan mereka yang mungkin tidak selalu berbuat baik kepada kita. Dengan mencontoh doa Rasulullah SAW kepada Sayyidina Ali, beliau mengajarkan sebuah pesan indah :

“Ya Allah, bantu dia… Buat dia berhasil.”

Suasana haru tercipta, banyak jamaah yang menunduk penuh rasa takzim, menyadari betapa luasnya makna kasih sayang dalam doa.

Bagi ibu-ibu Komunitas Anak Pelangi (K-Apel), acara ini adalah bukti bahwa lorong kecil bisa menghadirkan cahaya besar. Mereka tak sebatas menggerakkan kegiatan sosial, tapi juga menghadirkan ruang literasi keagamaan dan spiritual yang menyatukan warga.

BACA JUGA:  DKM Nurul Ihsan Pai Gelar Isra Miraj

“Alhamdulillah, kami merasa bangga bisa menghadirkan guru besar dari Jakarta. Harapan kami, kegiatan ini semakin menumbuhkan semangat warga untuk rajin berjamaah, mengaji, dan saling mendoakan,” ujar Suriati Tubi, ketua K-Apel.

br