Rangkaian kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha, serta elemen masyarakat. Kegiatan ini merupakan bagian dari 8 (delapan) Aksi Peduli Sampah Nasional (Asta) 2025 di berbagai lokasi, antara lain pantai, gunung, mangrove, desa, pesantren, pasar, sekolah, dan kampus.
Mengutip greeners.co, Sekretaris Kementerian/Sekretaris Utama Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Rosa Vivien Ratnawati mengatakan, HPSN merupakan kegiatan konkret yang bertujuan untuk menangani sampah secara serius, mulai dari hulu hingga hilir.
Rencana awal Kepala Pusat Pengendalian Lingkungan Lingkungan Hidup Sulawesi dan Maluku, Dr. Azri Rasul, SKM.,M.Si.,M.H menyampaikan welcome speech. Karena ada kegiatan lain, sambutan sekaligus membuka acara diwakili oleh Kepala Bidang Wilayah III, Suwardi, STP.
Pembacaan ayat Al quran dilantunkan oleh santri RQIQ, Abdurrahman, mengawali kegiatan Bimtek.
Materi pertama membahas, Konservasi dan Pengelolaan Air Limbah disajikan oleh Sudarwin Ka’pan, S.Si.,M.Si (Salah seorang Pendiri Yayasan Cahaya Quran, Makassar. Pembina Rumah Quran Ibnu Qudamah).
Sudarwin menuturkan bahwa, konservasi air merupakan upaya yang meliputi perlindungan, pelestarian, pemeliharaan, penjagaan, penghematan, efisiensi air yang sangat penting diterapkan dilingkungan ponpes dan masjid.
“Pengolahan air limbah di lingkungan ponpes dan masjid adalah hal yang urgent dalam menjaga lingkungan tetap bersih, sehat, dan konservatif. Konservasi dan pengolahan air dapar dilakukan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi secara intensif,” kata Sudarwin yang tercatat sebagai Pengawas Lingkungan Hidup Ahli Madya pada Gakkum Sulawesi.
Materi tak kalah menarik perhatian peserta yakni Produksi Sabun Cair dan Upaya Minimisasi Sampah disajikan oleh Syamsudariadi selaku pendiri UMKM Ulga Agro dan W-Kling.
Menurutnya, penerapan 3R berupa, Reduce berupaya untuk mengurangi penggunaan produk yang berpotensi menjadi sampah, Reuse: menggunakan kembali barang yang sudah terpakai, dan Recycle, menggunakan kembali produk sampah yang telah dihasilkan di area ponpes dan masjid.
“Penerapan 3R sangat penting diterapkan di lingkungan ponpes dan masjid untuk menjaga Kesehatan, kebersihan lingkungan, pemaksimalan bahan sampah yang masih bisa termanfaatkan, dan efisiensi bahan dan dana dalam pemenuhan kebutuhan operasional ponpes dan masjid,” ujarnya.
Dihadapan peserta bimbingan teknis memperlihatkan bahan-bahan pembuatan sabun cair, yakni Texapon atau sodium lauril sulfat (SLS), (10-20%), Garam dapur (NaCl) (2%:20 g), Air (566 ml), (EDTA 1g), cytrum (2g), sadium sulfat (5g), CS30 (200 ml), gliserin (4g), pengharum (4g), Atin Soft (100ml),dll.