NusantaraInsight, Makassar — Rintik hujan lembut mengguyur Lorong Daeng Jakking, Kelurahan Parang Tambung, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar. Sabtu, 14 Juni 2025. Suara gerimis seperti simfoni alam mengiringi langkah para ibu-ibu binaan Komunitas Anak Pelangi (K-apel) dan puluhan co-ass profesi dokter gigi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia (UMI) yang datang langsung di pusat kegiatan Komunitas Anak Pelangi (K-apel), di lorong kecil yang yang dikenal juga sebagai Kampus Lorong K-apel. Dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat profesi dokter gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar
Meski cuaca seolah menguji semangat, tak satu pun wajah yang surut. Senyum dan semangat menyala, karena hari itu bukan hanya hari edukasi, tetapi momentum kebersamaan yang mengajarkan makna merawat gigi atau tubuh sebagai wujud syukur atas karunia-Nya. Di tengah suasana yang bersahaja, dengan atap seng rumah warga lorong sebagai pelindung dari hujan, sebuah pesan penuh makna disampaikan langsung oleh Direktur RSIGM (Rumah Sakit Islam Gigi dan Mulut), DR. drg. Nurasma, Sp.KG.yang hadir mendampingi mahasiswa co-ass FKG UMI
Dengan nada tenang namun penuh keyakinan, ia mengingatkan,
“Lebih baik mencegah sakit gigi dengan perawatan, daripada menyesal saat nyeri datang. Gigi bukan hanya estetika, tapi kunci nutrisi dan kepercayaan diri. Menjaga gigi, berarti menjaga amanah Allah.” Katanya dihadapan ibu-ibu yang antusias mengikuti kegiatan tersebut
Kata-kata itu bukan sebatas informasi medis. Ia menjelma menjadi refleksi spiritual yang menggugah kesadaran ibu-ibu binaan K-apel yang hadir. Dalam Islam, merawat tubuh adalah bagian dari ibadah. Dan sebagaimana satu helai siwak pernah menjadi sunnah Rasul, maka menyikat gigi hari ini adalah jejak cinta kita kepada beliau. Sebuah jejak yang menghubungkan dunia modern dengan warisan kenabian.
Edukasi hari itu bukan hanya tentang menyikat gigi dua kali sehari atau menghindari makanan manis. Lebih dalam dari itu, kegiatan ini menjadi ajakan untuk merasakan rasa syukur sebelum rasa sakit datang. Dalam senyapnya lorong, satu kalimat terpatri kuat di benak para ibu-ibu :
“Jangan tunggu sakit untuk bersyukur. Rawat gigimu sebelum ia mengadukan kelalaianmu pada Allah.”
Momentum ini menjadi cermin kolaborasi antara ilmu dan iman, antara FKG UMI dan Komunitas Anak Pelangi (K-apel) dan Kampus Lorong K-apel, antara pengetahuan medis dan kebijaksanaan spiritual. Di tangan para co-ass FKG UMI yang berdedikasi, masa depan kesehatan gigi bangsa
ini sedang ditanam dengan kasih dan pengabdian.