News  

Perpustakaan Desa Bangkit! Semangat Literasi Baru dari Pata’ Padang, Toraja Utara.

NusantaraInsight, Toraja Utara — “Ketika Mahasiswa, Pemerintah, dan Buku Bertemu: Cerita Literasi dari Toraja Utara”.
Perpustakaan desa adalah tempat penting bagi masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan, informasi, dan hiburan yang bermanfaat.

Namun, agar perpustakaan desa bisa berkembang dan terus memberi manfaat, diperlukan data yang jelas tentang jumlah dan kondisinya. Inilah alasan mengapa Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) melakukan pendataan perpustakaan desa di seluruh Indonesia.

Pendataan ini bertujuan untuk mengetahui di mana saja perpustakaan desa sudah berdiri, bagaimana fasilitas dan koleksinya, serta apa saja yang masih perlu dibenahi. Dengan data yang akurat, pemerintah dan pihak terkait bisa lebih mudah memberikan bantuan berupa buku, rak, komputer, atau pelatihan bagi para pengelola perpustakaan.

Tak hanya itu, perpustakaan yang sudah terdaftar juga akan mendapatkan Nomor Pokok Perpustakaan (NPP) sebagai tanda pengakuan resmi dari pemerintah yang dapat membuat perpustakaan desa lebih mudah bekerja sama dengan berbagai lembaga, termasuk kampus, komunitas literasi, dan lembaga swasta.

Selain itu, pendataan juga membantu pemerintah dalam menyusun program literasi yang lebih merata dan tepat sasaran, terutama di daerah-daerah yang masih minim akses bacaan.

BACA JUGA:  Kultum jadi Warna pada FGD Sastra Kepulauan di Studio Kita Makassar

Mengingat pentingnya pendataan dan pengembangan perpustakaan desa, Perpustakaan Nasional RI bekerja sama dengan beberapa institusi pendidikan salah satunya Universitas Hasanuddin (UNHAS) dengan meluncurkan kegiatan KKN Literasi di beberapa daerah yang membutuhkan pengembangan literasi.

Di Kabupaten Toraja Utara sendiri, UNHAS mengutus mahasiswa KKN untuk mengembangkan potensi literasi yang ada di Desa Pata’ Padang.

Melalui program KKN Literasi ini, mahasiswa tidak hanya melakukan pendampingan kepada masyarakat dalam meningkatkan minat baca, tetapi juga membantu mengelola dan mendaftarkan perpustakaan desa ke dalam sistem nasional.

Mereka melakukan pendataan koleksi buku, memperbaiki sistem peminjaman, dan memberikan pelatihan dasar kepada pengelola lokal.

Selain itu, mahasiswa juga mengadakan berbagai kegiatan literasi seperti kelas membaca untuk anak-anak, pelatihan menulis, serta promosi perpustakaan sebagai pusat belajar masyarakat desa.

Kehadiran mahasiswa KKN Literasi ini membawa semangat baru dalam menghidupkan kembali perpustakaan desa yang sebelumnya kurang aktif. Dukungan dari Perpusnas dalam bentuk bantuan buku, materi pelatihan, dan sistem pendataan berbasis wilayah juga sangat membantu proses ini.