NusantaraInsight, Makassar — Pameran seni rupa Revolusi Esok Pagi (REP) akan kembali diadakan bulan Juni ini. Demikian dikemukakan Ketua Panitia pameran REP #6, Muhammad Fadly Saleh, di Makassar, 14 Juni 2025.
Namun ditambahkan, sebelum pelaksanaan pameran Revolusi Esok Pagi #6 itu, akan didahului dengan kegiatan Workshop Menarasikan Seni Rupa dalam Penulisan Kreatif. Kegiatan workshop ini merupakan kerjasama dengan Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA Provinsi Sulawesi Selatan.
Rusdin Tompo, Koordinator SATUPENA Sulawesi Selatan, menyambut positif kolaborasi ini. Sebab, katanya, karya seni rupa juga butuh dinarasikan, bisa dalam bentuk reportase, esai atau dalam bentuk tulisan kreatif lainnya.
Penulisan ini bisa bagian dari publikasi, edukasi maupun gerakan literasi bersama.
“SATUPENA Sulawesi Selatan menyambut baik kerjasama ini. Sehingga diharapkan nanti dapat membantu memajukan ekosistem seni rupa kita,” terang Rusdin Tompo.
Workshop penulisan kreatif terkait seni rupa itu, akan diadakan sehari, pada Ahad, 15 Juni 2025. Ada dua narasumber yang akan berbagai pengalaman kepenulisan, yakni Rusdin Tompo, Koordinator SATUPENA, dan Maysir Yulanwar, penulis, desain grafis dan pekerja buku.
Peserta workshop, kata Fadly, terdiri dari mahasiswa, karyawan Hotel Claro, marketing Vida View dan dosen.
Fadly, yang juga seorang akademisi itu menjelaskan, Pameran Revolusi Esok Pagi (REP) merupakan pameran seni rupa yang berlangsung setiap tahun sejak tahun 2020.
“Pameran ini lahir ketika virus Corona melanda dunia dan kita semua dipaksa untuk bertahan hidup dengan kekacauan yang terjadi. Pameran ini sebagai bentuk perlawanan atas keadaan saat itu, sekaligus untuk melepaskan belenggu yang dihadapi,” terang pengajar pada Fakultas Teknik Universitas Teknologi Sulawesi itu.
Pameran REP #6 ini, kata dia, diinisiasi oleh Artifact Project. Pameran ini menjadi semacam media perlawanan melalui seni rupa terhadap kondisi masyarakat yang sedang tidak baik-baik saja.
Ditambahkan, pameran REP ini konsisten mengangkat isu politik, sosial dan lingkungan sebagai tema yang harus dibahas dan diteriakkan dalam karya seni rupa.
“Melalui pameran seni rupa REP #6 para seniman diajak untuk lebih peka terhadap kondisi masyarakat dan negara kita dan menuangkan kegelisahan itu dalam bentuk karya seni rupa.
Pada tahun 2025 ini, pameran seni rupa REP yang telah memasuki tahun ke-6, mengangkat tema Post-Truth. Tema Post-Truth merupakan tema bernafaskan politik dan sosial, yang saat ini lagi dipenuhi dengan kebohongan dan tipu daya.