News  

Pagu MBG Rp6.500, Mitra BGN Buka-bukaan

NusantaraInsight, Makassar — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa sekolah yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto menuai sorotan tajam di Kota Makassar.

Sejumlah orang tua murid di SD dan SMP di Kelurahan Tamamaung Kecamatan Panakkukang mempertanyakan kualitas menu yang belakangan dinilai menurun, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.

Padahal MBG yang ditangani oleh mitra MBG Panakkukang 2 di Jalan Pettarani 2 Lorong 6A dan menangani 13 sekolah baik SD dan SMP dengan 3525 orang siswa ini, pada awal program diluncurkan, anak-anak sekolah disebut sangat antusias karena menu makanan dinilai layak dan memuaskan.

Namun, kondisi itu berubah dalam beberapa bulan terakhir sehingga menimbulkan tanda tanya di kalangan orang tua.

Salah seorang orangtua murid mengungkapkan, “Awalnya memang bagus, anak-anak senang dan cukup kenyang. Tapi sekarang porsinya makin sedikit, rasanya juga tidak seperti dulu.”
Keluhan serupa juga diungkapkan orang tua lain yang menilai kualitas program kian merosot.

Ketika dikonfirmasi, pihak mitra Badan Gizi Nasional (BGN), H.M. Arifin Gassing, membenarkan adanya perubahan tersebut. Ia mengaku hal itu mengikuti arahan langsung dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Makassar yang membatasi belanja hanya Rp6.500 per anak.

BACA JUGA:  Rekor! Rumah Zakat Raih WTP 19 Kali Berturut-turut

Pernyataan itu jelas bertolak belakang dengan arahan Presiden, yang disebut Arifin berada pada kisaran Rp8.000 hingga Rp10.000 per anak dan itu diperkuat ketika para mitra MBG mengikuti arahan dari BGN Pusat di salah satu hotel di Makassar.

“Saya juga tidak mengerti kenapa harus Rp6.500. Padahal jelas petunjuk Presiden lebih besar dari itu,” ungkapnya.

Arifin Kr. Gassing yang juga tokoh masyarakat Tamamaung itu menjelaskan ketika dicecar wartawan bahwa awal launching Dapur MBG Panakkukang 2, di bulan Mei hingga di bulan Juli, tidak mengalami kendala. Menu makanan juga tidak pernah mendapatkan protes dari siswa.

Namun ini berubah drastis ketika memasuki awal Agustus, tepatnya ketika Virtual Account untuk dana MBG sudah ada.

“Sejak itu, semua berubah total, ibarat suami istri mereka tidak akur, satu tidur di atas, satu tidur di bawah. Ini terjadi antara pihak kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dengan mitra BGN dalam hal ini Asmiati (Kartu) yang merupakan anak saya yang saya yang menangani dapur,” jelasnya.

BACA JUGA:  Gelar Buka Puasa Bersama, Ketua Pengadilan Tinggi Makassar : Wujud Rasa Syukur Bahwa Jabatan Hanya Titipan

“Untuk memastikan keluhan para orang tua siswa yang masuk ke HP saya. Saya mempertanyakan hal itu kepada Kepala SPPG Surianti dan kebetulan Korwil MBG Makassar Abdullah Sattari ada bersama mereka. Saya mempertanyakan kenapa menu makanan ini menurun kualitasnya, apakah betul pagunya hanya Rp.6500. Korwil kemudian menjawab bahwa pagu untuk per-siswa memang hanya Rp.6500 dan ini dibenarkan oleh Ka SPPG Panakkukang 2,” jelasnya.