Apalagi, pada Kamis (30/1), Dewan Keamanan PBB akan melakukan pertemuan untuk kembali membahas perkembangan di Gaza. Pertemuan yang akan dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok (RTT) itu menjadi momen yang sangat penting untuk mewujudkan spirit ‘Hari Solidaritas Palestina’ yang diputuskan sendiri oleh PBB, agar segera dapat diwujudkannya kemerdekaan Palestina dan diakhirinya penjajahan atas Palestina dan pendudukan kembali wilayah Gaza oleh Israel, mengingat resolusi Dewan Keamanan PBB memiliki kekuatan hukum yang mengikat.
“Penting sekali dimaksimalkan perjuangan yang saat ini sedang dilakukan oleh Menlu agar dapat berhasil dan mendapat dukungan dari banyak negara. Namun, penting untuk diingat, selain bekerja sama dengan negara-negara yang jelas mendukung Palestina, dan menolak keras kejahatan kemanusiaan dan kejahatan perang Israel terhadap Gaza, penting juga dilakukan lobby atau diplomasi terhadap negara-negara yang memiliki hak veto di DK PBB. Agar di saat yang sangat krusial ini, dan momentum memperingati Hari Solidaritas Palestina, tidak dilakukan veto yang bertentangan dengan keadilan dan kemanusiaan atau veto yang ‘membolehkan’ genosida terus terjadi, dan perdamaian tidak terwujud di kawasan itu, karena kemerdekaan Palestina tidak kunjung diwujudkan, padahal sudah sejak 45 tahun yang lalu Majelis Umum PBB memutuskan adanya hari Internasional Solidaritas Palestina,” pungkasnya.