NusantaraInsight, Makassar — Alan, 30 tahun, tak pernah menyangka dia akan jadi bagian dari program Jumat Berkah di Masjid Ashabul Jannah Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Sulawesi Selatan, Jumat, 13 Juni 2025.
Apalagi, selama 5 tahun, dia biasa berjualan nasi kuning pada malam hari, mulai pukul 22.00-04.00 Wita di depan SPBU Pertamina Talasalapang.
“Biasanya saya berjualan malam hari. Namun, hari ini saya diajak menyediakan makan siang untuk jamaah masjid,” ujar Alan.
Kalau berjualan malam, dia biasanya hanya dibantu 1 orang. Namun siang ini, dalam rangka Jumat Berkah, dia dibantu 2 orang.
Setiap hari, nasi kuning “DPR”nya bisa ludes 100 porsi. Dengan kisaran harga per porsi 10 ribu hingga 16 ribu, tergantung menunya.
Alan terlihat semringah ketika nasi kuning “DPR” yang dia sajikan dipuji enak. “DPR” merupakan akronim dari depan Pertamina.
Sebelum punyq usaha sendiri, dia pernah bekerja di hotel untuk berbagai posisi. Dia, antara lain, pernah bekerja di bagian housekeeping, bagian kitchen, dan bagian front office.
Pengurus Masjid Ashabul Jannah dan panitia Jumat Berkah juga mengaku senang. Pasalnya, jumlah jamaah yang sholat Jumat di masjid yang berada di Jalan Sultan Alauddin itu kian bertambah.
“Alhamdulilah luar biasa, sangat membeludak. Beda dengan Jumat-Jumat sebelumnya,” ungkap Bu Arwadia, Pustakawan DPK Provinsi Sulawesi Selatan.
Jamaah ini terdiri dari masyarakat di sekitar kantor DPK Provinsi Sulawesi Selatan, karyawan swasta, dan mahasiswa.
Bu Arwadia mengaku dia dan teman-temannya kian termotivasi melihat jamaah yang begitu antusias. Program Jumat Berkah yang punya dimensi sosial dan ibadah ini merupakan swadaya pegawai DPK Provinsi Sulawesi Selatan.
“Kebetulan kami pengurus mesjid. Saya bendahara mesjid dan Pak Hasan Sijaya memberikan tanggung jawab ke saya untuk mengurus Jumat Berkah,” terang Bu Arwadia.
Mohammad Hasan Sijaya merupakan Pustakawan Ahli Utama (Pustama) DPK Provinsi Sulawesi Selatan. Birokrat yang hobi bernyanyi ini, sebelum fungsional, pernah menjadi Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan.
“Program ini berawal dari jalangkote harga 1.000, lalu terus bertambah dan bervariasi menunya,” kisah Hasan Sijaya.
Di teras masjid, dia menyantap menu yang sama dengan para jamaah. Selain nasi kuning, ada pula bakso lengkap dengan lontong, kue-kue tradisional, dan es teh.
Suasana akrab dan hangat terbangun di antara pejabat struktural DPK, staf, pustakawan serta beberapa yang sudah purna tugas. Pustama, Andi Irawan Bintang, dan Kabid Perpustakaan, Andi Sangkawana berbaur bersama mereka.