“Sistem ini diharapkan merekatkan masyarakat, bukan hanya menjaga keamanan internal, tapi juga eksternal,” ungkapnya.
Terkait pembangunan poskamling di setiap RT, Munafri menjelaskan bahwa sebagian sudah permanen sementara sebagian lainnya masih bersifat sementara. Namun yang terpenting, lanjutnya, adalah adanya wadah untuk warga berkumpul dan berdiskusi.
“Poskamling harus menjadi tempat bertemu, bukan sekadar nongkrong sambil main handphone. Ini sarana untuk mempererat persaudaraan, termasuk membantu warga baru agar lebih cepat membaur dengan lingkungan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Munafri juga menegaskan bahwa kondisi stabilitas keamanan di Kota Makassar saat ini relatif baik. Meski ada dinamika atau kejadian tertentu, ia memastikan semuanya dapat dikendalikan dengan baik oleh aparat dan masyarakat.
“Alhamdulillah, Makassar sekarang dalam kondisi yang sangat baik. Dengan dukungan penuh masyarakat, Pemkot Makassar,” ujarnya.
“Dan kami berharap posko dan Siskamling dapat kembali menjadi garda terdepan dalam menjaga keamanan sekaligus mempererat persaudaraan warga,” tambah Appi.
Kecamatan Rappocini menjadi salah satu wilayah di Kota Makassar yang aktif menggerakkan Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling).
Camat Rappocini, M. Aminuddin, menjelaskan, saat ini terdapat 12 posko induk Siskamling yang tersebar di setiap kelurahan.
Sementara di tingkat RT/Rawpos ronda juga sudah berjalan meski masih ada beberapa RW yang belum memiliki pos permanen sehingga sementara menumpang di rumah ketua RT/RW.
Menurutnya, setiap posko dijalankan dengan melibatkan Ketua RT dan RW yang bertugas memobilisasi masyarakat, khususnya kaum pria, untuk ikut bergiliran menjaga keamanan. Jadwal ronda diatur secara terstruktur sehingga seluruh warga bisa terlibat.
“Di tingkat kelurahan, posko induk dipusatkan di kantor lurah dan diisi oleh ketua RW. Di Banta-bantaeng, posko ini sudah efektif berjalan sejak Maret hingga April,” jelasnya.
Dengan pola kerja gotong royong tersebut, Kecamatan Rappocini menjadi salah satu contoh pelaksanaan Siskamling yang efektif di Kota Makassar, sekaligus mendukung instruksi pemerintah pusat dalam memperkuat keamanan berbasis lingkungan.
Ia menambahkan, aktivitas posko tidak hanya terbatas pada ronda malam, tetapi juga diperkuat dengan keberadaan 9 orang anggota Linmas, ditambah Ketua RT dan RW yang bertugas secara bergiliran.
Fungsi utama mereka adalah mendeteksi potensi kerawanan di tingkat lingkungan. Jika ada potensi gangguan, laporan segera diteruskan ke posko induk untuk ditindaklanjuti bersama unsur tripilar (pemerintah, TNI, dan Polri).