Sekolah di Makassar Jadi Google Reference School

Google
Wali kota Makassar Munafri Arifuddin memimpin rapat bersama Tim Google

Setelah semua parameter dipenuhi, termasuk pelatihan dan kesiapan perangkat, sekolah akan mengisi formulir resmi untuk mengikuti proses seleksi.

Proses ini mencakup wawancara, pengumpulan portofolio praktik baik, dan pendampingan lanjutan. Sekolah yang lolos seleksi akan menyandang status sebagai Kandidat Sekolah Rujukan Google.

Target akhir dari program ini adalah menjadikan sekolah-sekolah tersebut sebagai Google Reference School, yaitu program global yang hanya diberikan kepada sekolah-sekolah yang berhasil mengintegrasikan teknologi Google secara menyeluruh dan berkelanjutan.

“Kami ingin program ini berjalan dengan terarah, berdampak, dan sukses menjadikan sekolah-sekolah di Sulawesi sebagai pionir transformasi digital pendidikan di Indonesia,” tutup Edward.

Pada kesempatan ini, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin mengatakan, Pemerintah Kota bersama Google Indonesia tengah mempersiapkan peluncuran program transformasi digital di sekolah-sekolah melalui inisiatif Google Reference School.

Dalam diskusi ini, direncanakan bahwa jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Dasar (SD) akan menjadi prioritas utama dalam tahap awal pelaksanaan program.

“Saya menyarankan program ini dimulai dari tingkat SMP dan SD. Tapi SMP sudah lebih matang, lebih familiar dengan teknologi, dan berada pada tahap usia pembentukan keterampilan digital yang sangat krusial,” jelas Munafri.

BACA JUGA:  MCH : Rumah Baru untuk Mimpi Besar Anak Muda di Makassar

Menurutnya, selain kesiapan siswa, guru-guru SMP yang sudah mengajar per mata pelajaran juga dinilai lebih siap dalam mengadopsi dan memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran.

Dalam tahap awal, sebanyak 15 SMP dan 5 SD akan dipetakan dan ditinjau lebih lanjut. Penentuan sekolah-sekolah ini akan didasarkan pada kesiapan infrastruktur, kualifikasi guru, serta potensi keberhasilan implementasi teknologi di lingkungan belajar.

Wali Kota menyambut baik masukan tersebut dan menekankan pentingnya melakukan perhitungan kebutuhan secara rinci.

“Kita hitung dulu biaya dan sekolah mana saja yang masuk prioritas. Harus betul-betul disesuaikan dengan kesiapan di lapangan,” tegasnya.