Salah satu pendekatan yang dibahas adalah mendorong pemilahan sampah sejak dari rumah tangga dan sektor swasta, agar beban pengolahan di hilir bisa dikurangi dan menghasilkan nilai ekonomi lebih besar.
“Kami percaya, jika sampah dipilah sejak awal, maka pengelolaan akan jauh lebih efisien dan bisa menghasilkan profit. Ini yang kami ingin lakukan bersama di Makassar,” tambah Nakamura.
Sementara itu, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin menyambut baik tawaran tersebut dan berharap kerja sama ini bisa segera ditindaklanjuti dengan rencana teknis yang konkret.
“Pihak Jepang akan menyusun rencana detail investasi dan konsultasi lanjutan agar proyek percontohan ini bisa segera direalisasikan. Kami Pemerintah Kota Makassar sendiri menyambut baik inisiatif ini dan akan menindaklanjutinya melalui kerja sama konkret,” jelas Munafri.
Appi juga membahas kelanjutan proyek pengolahan sampah yang sebelumnya mau dikembangkan yakni Waste-to-Energy.
Proyek yang telah dimulai sejak tahun lalu itu sempat tertunda, meski sebelumnya sudah MoU kontrak kerja sama dengan Pemerintah Kota Makassar sebelumnya.
Namun, kepastian mulai terlihat setelah Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan berkunjung ke Makassar.
Dalam kunjungan tersebut, disampaikan bahwa perusahaan yang telah meneken kontrak akan melanjutkan proses lanjutan.
Rencananya, pada 18 Juni mendatang, pihak perusahaan akan memberikan penjelasan rinci mengenai jalannya pembangunan fasilitas pengolahan sampah tersebut.
Dijelaskan pula bahwa proyek ini tidak hanya akan mengolah sampah eksisting di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), tetapi juga seluruh sampah baru yang diproduksi Kota Makassar akan dikelola melalui fasilitas tersebut. (*)