Pemerintah Inggris dan Kementerian Perhubungan RI Berkomitmen Memperkuat Transportasi Berkelanjutan Kota Makassar

Pemerintah Kota Makassar
Pemerintah Kota Makassar menerima hasil studi dan rekomendasi kebijakan transportasi berkelanjutan dari program UK Partnering for Accelerated Climate Transition (UK PACT)

NusantaraInsight, Makassar — Pemerintah Kota Makassar menerima hasil studi dan rekomendasi kebijakan transportasi berkelanjutan dari program UK Partnering for Accelerated Climate Transition (UK PACT) Future Cities, di Hyatt Place, Makassar, Selasa, 11 Maret 2025.

Penyerahan hasil studi yang merupakan kolaborasi antara Pemerintah Inggris dan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia itu, dilakukan dalam kegiatan Penutupan UK PACT Future Cities & Diseminasi Kajian di Kota Makassar.

Acara serah terima ini dihadiri oleh Ketua Tim Kelompok Substansi Rekayasa Lalu Lintas Jalan, Direktorat Lalu Lintas Jalan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Ahmad Ardiansyah, yang mewakili Direktur Lalu Lintas Jalan, Ahmad Yani, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Kota Makassar, H. Andi.Muh. Yasir.,M.Si., yang mewakili Walikota Makassar, Munafri Arifuddin dan Head of PMEL and Managing for Result World Resources Institute Indonesia, Ary Lesmana, di Hyatt Place Makassar.

Studi ini dilaksanakan oleh tim konsorsium World Resources Institute (WRI) Indonesia, Vital Strategies, dan mitra lainnya. Temuan dari Kajian Revitalisasi Angkutan Umum Ber-Standar Pelayanan Minimal (SPM) menemukan bahwa jika revitalisasi diterapkan secara bertahap, cakupan angkutan umum yang andal di Makassar dapat meningkat signifikan.

BACA JUGA:  BAZNAS Makassar Hadiri Rakor Bersama Forkopimda Bahas Pelaksanaan Idul Adha

Pada tahun 2029, dengan total 16 rute yang diterapkan, layanan transportasi publik diproyeksikan dapat melayani hingga 650.865 penduduk, meningkat lebih dari 20 kali lipat dari hanya 30.407 penduduk yang dilayani pada tahun 2025.

Sementara itu, Studi Keselamatan Jalan mencatat ada 15 titik rawan kecelakaan (black spot) di Kota Makassar, termasuk Flyover Pettarani, Universitas Bosowa, dan Underpass Simpang Mandai, di mana lansia dan anak-anak juga termasuk dalam kelompok berisiko tinggi.

Kajian Ketahanan dan Mobilitas Kawasan Metropolitan Pesisir, atau UCRA (Urban Community Resilience Assessment in the Mamminasata Metropolitan Area), juga menunjukkan bahwa infrastruktur di daerah rawan bencana masih terbatas, yang berdampak pada terhambatnya mobilitas masyarakat, terutama saat terjadi banjir.

Untuk meningkatkan ketahanan kota, studi ini merekomendasikan perbaikan akses jalan, sistem drainase, serta edukasi kebencanaan kepada masyarakat.

Studi yang diserahkan kepada Pemerintah Kota Makassar ini diharapkan dapat mendukung upaya memperkuat kebijakan serta sistem transportasi publik di Makassar yang lebih efisien, inklusif, dan rendah karbon.

BACA JUGA:  Didampingi Ilham Arief Sirajuddin, Aliyah Melayat ke Rumah Duka Almarhum Gafni Gaffar

Ketua Tim Kelompok Substansi Rekayasa Lalu Lintas Jalan, Direktorat Lalu Lintas Jalan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Ahmad Ardiansyah, mengatakan, “Pertumbuhan kendaraan di kawasan perkotaan, termasuk Makassar, telah menyebabkan berbagai tantangan seperti kemacetan, polusi udara, dan tekanan terhadap infrastruktur transportasi.”