“Kami berkomitmen menjaga tren positif ini untuk memastikan pemerataan akses air bersih di seluruh Makassar,” tegas Hamzah.
Dengan tren positif yang terus berlanjut, PDAM Makassar optimistis mempertahankan jalur untung sekaligus meningkatkan kualitas layanan publik di sektor air minum.
Hamzah Ahmad menambahkan, capaian finansial ini berjalan seiring dengan peningkatan pelayanan.
“Fokus kami bukan hanya laba, tapi pemerataan distribusi air bersih bagi seluruh warga Makassar,” tutup Hamzah.
Sedangkan, Plt Direktur Keuangan Nanang Supriyatno yang fokus pada pembenahan menyeluruh. Disebutlan, PDAM Kota Makassar mencatat capaian luar biasa.
Dari sisi keuangan, Nanang Supriyatno menjelaskan keberhasilan ini tak lepas dari efisiensi anggaran yang dijalankan secara ketat.
Salah satu langkah strategis adalah memangkas anggaran kegiatan lain-lain dari Rp2,5 miliar menjadi hanya Rp1 miliar.
“Kami juga melakukan penataan ulang tenaga kerja agar lebih proporsional dengan jumlah pelanggan,” ujar Nanang.
Jumlah karyawan yang semula 1.431 orang kini menjadi 1.295 orang. Dengan sambungan aktif mencapai 183.936 pelanggan, rasio karyawan terhadap sambungan turun dari 1:7,78 menjadi 1:6,68. Meski belum mencapai rasio ideal 1:200 sesuai regulasi Kemendagri, tren perbaikannya dinilai sangat positif.
Efisiensi ini berdampak signifikan pada penurunan beban biaya pegawai. Jika awal tahun porsinya mencapai 36% dari total pendapatan, pada Juli 2025 angkanya sudah turun menjadi 27%. Struktur keuangan pun menjadi lebih sehat.
Pendapatan operasional dari rekening air juga melesat. Juli lalu, PDAM mencatat pemasukan Rp30,4 miliar—tertinggi sepanjang 2025. Lonjakan ini bukan semata akibat kenaikan tarif, tetapi juga hasil dari pencatatan meter air yang lebih akurat dan disiplin kerja petugas.
“Kami menerapkan sistem penalti bagi petugas baca meter yang lalai. Ada yang dipotong gajinya hingga Rp5 juta, diturunkan statusnya dari pegawai tetap menjadi tenaga kontrak, bahkan dirumahkan enam bulan,” terang Nanang.