Bu Irwana menyampaikan, lokasi KWT Permata Hijau ini, bukan termasuk lorong wisata (longwis), dalam daftar Pemkot Makassar. Walau sejatinya layak sebagai lorong wisata.
Selain KWT, Bu Irwana dan teman-temannya mendirikan UMKM KWB SERUNI. Di sebut Kelompok Wirausaha Bersama Seruni, sesuai produk yang mereka hasilkan, yakni kue seruni.
KWT ini, kata dia, pernah menanam beragam tanaman, baik untuk konsumsi sendiri, dijual, maupun untuk berbagi. Bahkan sejumlah tanaman tumbuh subur dan terpelihara baik.
Ketika saya tanya, apa saja tanaman yang pernah ditanam atau yang sekarang masih ada? Bu Irwana lantas menyebut nama-nama tanaman yang mengelilingi halaman rumahnya, mulai depan, samping, hingga belakang.
KWT ini, antara lain menanam bayam, pakcoy, sawi, cabe, tomat, terong, mentimun, kacang panjang, oyong, cabe, termasuk katokkon, yang terkenal pedas itu.
Di lahannya juga tumbuh lengkeng, sawo, jeruk, durian, dan rambutan yang sudah dua kali panen. Ada pula pisang goroho, yang tunasnya sudah diberikan ke orang lain.
Begitupun dengan pohon pandan, yang dimanfaatkan oleh warga setempat setiap kali menjelang Lebaran. Daun pandan itu untuk dibuat jadi ketupat.
“Sekarang ini kami banyak menanam tanaman hias, antara lain, kembang kertas,” tambah Bu Irwana.
Rencana ke depan, dia akan memelihara ikan lele dengan memanfaaatkan got yang mengalir di antara tembok komplek perumahan dan lahannya.
Dia terinspirasi dari orang-orang yang bisa memaksimalkan lahannya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan sehari-hari mereka, atau keperluan literasi lingkungan. (*)