Pengunjung yang hadir pun merasakan atmosfer berbeda. Tidak hanya buku-buku yang tersusun rapi di rak, tetapi juga seni pertunjukan, workshop, diskusi budaya, serta produk UMKM yang memperkaya suasana. Kampung ini diharapkan menjadi model bagi lorong-lorong lain di Makassar untuk menggabungkan kearifan lokal, pendidikan, ekonomi kreatif, dan pariwisata.
Berawal dari sebuah ide kecil di lorong Daeng Jakking, kini Kampung Wisata Literasi menjelma menjadi gerakan besar. Kehadiran Walikota semakin menguatkan pesan bahwa lorong bukan sekadar ruang sempit di perkotaan, melainkan jantung dari perubahan sosial, pendidikan, ekonomi, dan pariwisata di Makassar.