NusantaraInsight, Makassar — Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar bersama Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Kota Makasar menggelar Rapat Koordinasi (Rakorsus).
Berbagai isu sekaitan zakat, infak, dan sedekah mengemuka pada Rakorsus yang berlangsung di Hotel Almadera, Kamis, 24 Oktober pagi tadi.
Rakorsus sehari diikuti 55 Kepala Sekolah SMP Negeri se Kota Makassar dan Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) se Kota Makassar yang dibuka Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Muhyiddin Mustakim menghadirkan para narasumber masing masing Ahmad Taslim (Penguatan Program Pengumpulan Zakat), H.Syahruddin Mayang (Pemberdayaan Zakat dalam Program Makassar Cerdas), dan H.Waspada Santing (Kerjasama Lembaga dalam Peningkatan Penghimpunan Zakat dan Pendistribusian tepat sasaran). Serta Pimpinan Cabang Utama BPD Sulselbar, Muh.Nur Rizal, tentang regulasi pencairan.
Sekertaris di Dinas Perpustakaan pada tahun 2016 ini mengaku bangga dengan BAZNAS Kota Makassar. Pasalnya, lembaga pemerintah nonstruktural yang beralamat di Jalan Teduh Bersinar itu terus melakukan kebaikan kepada mustahik, atau kaum dhuafa. Termasuk didalamnya sektor pendidikan.
“Kami melihat, jajaran BAZNAS Kota Makassar telah melakukan berbagai terobosan, utamanya memakmurkan kaum dhuafa. Dan, yang lebih penting lagi, BAZNAS tidak melupakan anak anak didik yang betul betul membutuhkan bantuan,” ujarnya.
Di bagian lain, pria yang menjajaki karirnya sebagai ASN di Pemkot Makassar pada tahun 2002 sebagai staf di BKPSDMD Makassar ini melihat, sinergitas antara BAZNAS Makassar dengan Dinas Pendidikan Nasional Kota Makassar selama ini terjalin dengan baik. Utamanya, dalam meningkatkan program bantuan bagi siswa di Ibukota Sulawesi Selatan ini.
Tahun 2024 ini saja, BAZNAS Makassar telah menyalurkan bantuan kepada 1000 anak didik (SD-SMP). Malah, ada pula guru guru yang menerima bantuan untuk penyelesaian studi.
Selain anak didik dan guru, Mahyuddin Mustakim juga mengakui, kaum dhuafa di sekitaran sekolah juga mendapat bantuan BAZNAS Makassar.
“Salah satu indeks kebahagiaan, melalui BAZNAS Kota Makassar. Sebab, berbagai program yang BAZNAS lakukan membuat warga Makassar hidup bahagia,” tuturnya, seraya menambahkan, pihaknya juga mendoakan kepada seluruh pimpinan dan staff BAZNAS agar mereka terus mengembangkan program yang bersentuhan dengan ummat dan keumatan.
Karena itu, pria kelahiran Cenrana, Kabupaten Bone, 17 April 1968 ini mengharapkan, seluruh guru muslim yang mengabdikan diri baik di SD, maupun SMP bersedia dibersihkan penghasilan setiap bulannya melalui sistem payroll—sistem perhitungan cepat tanpa resiko di bank Sulselbar.