News  

Mengulik Daeng Rengko, Ternyata Himpunan Pelestari Bahasa Daerah Terbentuk dari Ngopi Bareng

Himpunan Pelestari Bahasa Daerah
Awal terbentuknya Himpunan Pelestari Bahasa Daerah dari ngopi bareng.

NusantaraInsight, Makassar — Himpunan Pelestari Bahasa Daerah (HPBD) Sulawesi Selatan adalah sebuah organisasi yang terbentuk dari sebuah ngopi bersama atau pertemuan santai para pecinta bahasa daerah di Sulawesi Selatan.

Pertemuan ini dihadiri oleh berbagai pihak, mulai dari akademisi, pelajar, hingga masyarakat umum yang memiliki kecintaan terhadap bahasa dan budaya daerah.

Mereka berkumpul dengan tujuan untuk mendiskusikan dan mencari cara terbaik dalam melestarikan serta mengembangkan bahasa-bahasa daerah yang ada di Sulawesi Selatan.

Dari pertemuan ini, mereka menyadari pentingnya upaya bersama dalam menjaga keberlangsungan bahasa daerah, yang menjadi identitas budaya dan warisan leluhur.

Selama ngopi bareng, para sahabat yang berlatarbelakang akademisi ini, berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang bahasa daerah masing-masing.

Rentang waktu 2022 hingga 2025, yang berawal dari diskusi ringan di warung kopi (warkop) yang menjadi ajang berkumpul bagi para akademisi, budayawan, dan pegiat bahasa untuk membahas strategi pelestarian bahasa daerah.

Dari berbagai diskusi tersebut, muncullah gagasan untuk membentuk Himpunan Pelestari Bahasa Daerah Sulawesi Selatan sebagai wadah resmi untuk mengorganisir kegiatan-kegiatan pelestarian bahasa.

BACA JUGA:  Kepala Staf Kepresidenan Puji Smart School Disdik Sulsel

Ini juga tak lepas dari keresahan terkait tantangan globalisasi yang mengancam eksistensi bahasa ibu, yang akhirnya ide kreatif dan solusi konkret dicetuskan untuk menghadapi tantangan tersebut.

Hal ini disampaikan Dr Sumarlin Rengko
dosen Prodi Sastra Daerah di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Hasanuddin (Unhas) kepada media ini, Jumat (21/2/2025).

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa organisasi ini kemudian merancang berbagai program dan kegiatan, seperti penyelenggaraan workshop bahasa, penerbitan buku dan bahan ajar, serta kampanye publik untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya bahasa daerah.

“Dengan adanya himpunan ini, diharapkan bahasa-bahasa daerah di Sulawesi Selatan dapat terus hidup dan berkembang di tengah arus modernisasi,” ungkapnya.

Menurutnya lagi, setelah HPBD Sulawesi Selatan terbentuk maka secara musyawarah mufakat menunjuk Dr Azis Daeng Nojeng yang juga seorang dosen di Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Makassar (UNM) sebagai ketua.

Penunjukkan ini cukup beralasan, menurutnya, karena Daeng Nojeng juga dikenal sebagai pemerhati seni dan budaya, khususnya dalam pelestarian bahasa daerah di Sulawesi Selatan.

BACA JUGA:  Prof. Imran, Pikiran Harus Terus Berjalan

“Selain mengajar, Daeng Nojeng juga aktif sebagai penyiar di Radio Gamasi, sosoknya berkontribusi dalam upaya menjaga keberlangsungan bahasa dan budaya lokal melalui berbagai program siaran,” ulas Sumarlin Rengko HR yang akrab disapa Daeng Rengko.