Saya kemudian mencopot sepatu dan kaos kaki untuk nekat menerjang jalan yang penuh genangan air berwarna cokelat itu.
Beruntung, beberapa anak datang sigap mengulurkan bantuan. Mereka malah berebutan mau menolong. Jalan tengahnya, ada yang membawa tas saya, ada yang membawa cendol yang saya beli saat pulang, dan dua anak lainnya masing-masing membawa sepatu saya.
Setelah tiba di ujung, saya memberi tip buat anak-anak kreatif yang sudah menolong itu. Saya disarankan mencuci kaki terlebih dahulu dengan air hujan yang ditampung dalam wadah drum, sebelum memakai sepatu.
Mata saya kemudian tertuju pada rambu patok kilometer atau rambu KM. Di tiang dari beton warna kuning dengan tulisan hitam itu tercetak: Makassar, 30 Km. Saya pun dengan semangat memacu sepede motor hingga tiba kembali di Minasa Upa. (*)