“Bahkan tidak ada susu formula bayi.” imbuhnya.
“Menyediakan susu dan popok telah menjadi neraka bagi kami,” keluhnya.
“Perang ini adalah perang terhadap anak-anak kita dan kehidupan mereka. Apa yang mereka lakukan hingga harus menanggung kondisi seperti itu?” tangisnya.
Ketika sebagian besar penduduk Gaza mengungsi dan bantuan yang sangat dibutuhkan masih terhambat, tentu akan membuat bayi kami kurang gizi, tutupnya.
Para pejabat kesehatan melaporkan bahwa 20 orang bayi di wilayah Gaza telah meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi.
Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan pada hari Selasa bahwa Israel harus mengizinkan akses jalan ke Gaza utara untuk menghindari kelaparan, menyoroti betapa menyedihkannya situasi saat ini.
Solusi lain adalah mencari pengganti atau mendorong untuk mencoba alternatif pengganti popok yang langka.
Pabrik-pabrik lokal membuat pengganti popok dengan menggunakan bahan mentah yang tersedia, seperti kertas tisu, kapas medis, kain dan nilon.
Yousef Darwish, seorang pekerja pembuat popok, menjelaskan bahwa harga popok buatan lokal sama dengan harga sebelum perang.
Ada banyak permintaan dari keluarga meskipun popok ini tidak bagus… dan tidak diproduksi sesuai spesifikasi kesehatan,” kata Darwish.
Namun alternatif ini pun mungkin tidak akan bertahan lama karena bahan mentah semakin menipis, kata Darwish.
“Kami menghabiskan pasokan yang ada, dan dengan penutupan perbatasan sejak pecahnya perang, sumber daya ini hampir habis,” katanya, mengacu pada pembatasan ketat masuknya bantuan ke Gaza yang diberlakukan oleh Israel.