Ayo Terus Bergerak !
Tentu saja, GMTG bukan tanpa tantangan. Blokade fisik, tekanan diplomatik, dan kriminalisasi aktivis menjadi batu sandungan nyata. Namun, keberlanjutan gerakan ini menunjukkan bahwa solidaritas dunia tidak mudah dibungkam.
Ke depan, GMTG diharapkan bukan hanya menjadi simbol musiman, tetapi gerakan berkelanjutan. Komitmen negara-negara peserta harus ditingkatkan. Upaya diplomasi, pengiriman bantuan kemanusiaan yang aman, hingga advokasi di forum internasional harus menjadi tindak lanjut dari suara jalanan.
Di level akar rumput, GMTG mengajarkan dunia bahwa kekuatan moral, tekad kolektif, dan kepercayaan kepada nilai kemanusiaan adalah modal utama melawan penindasan. Dunia mungkin tidak bisa membebaskan Gaza dalam sehari, tapi dengan langkah kecil yang terus terhubung, tembok itu akan runtuh, dan harapan akan hidup kembali.
Harapan & Langkah ke Depan
1. Tingkatkan diplomasi dan izin resmi
Aksi selanjutnya perlu difasilitasi lewat saluran diplomatik, bukan spontan—sehingga legalitas terlindungi.
2. Formasi aliansi lokal
Aktivis di Mesir, Sudan, dan negara Arab lain perlu dilibatkan untuk mengurangi hambatan keamanan dan legalitas.
3. Gelombang aksi bertahap (“relay” solidarity)
Ketimbang satu konvoi besar, pendekatan bergantian di beberapa wilayah dapat lebih efektif untuk membangun tekanan global.
4. Pendekatan hukum dan HAM
Laporan tentang pelanggaran hak terhadap aktivis dapat dijadikan bukti untuk advokasi di badan PBB, ICJ, dan komisi HAM regional.
5. Perluasan jaringan solidaritas domestik
Dukungan melalui kampanye digital, aksi di Kedubes, dan boikot masih menjadi alat penting untuk menjaga momentum global.
Global March to Gaza sempat mendapat momentum kuat, namun bertemu tahanan hukum dan deportasi skala besar di Mesir dan Libya. Konvoi “Soumoud” terhenti, dan aksi darat resmi dibatalkan pada 16 Juni 2025. Meski begitu, solidaritas global tetap hidup, melalui demonstrasi di berbagai negara, dukungan digital, dan kerja sama institusional.
Global March to Gaza bukan sekadar langkah kaki menuju perbatasan. Ia adalah langkah menuju nurani, menuju peradaban yang lebih adil, dan menuju dunia yang tidak membiarkan anak-anak dibunuh tanpa pembelaan. Gaza adalah luka dunia, dan GMTG adalah tangan-tangan yang ingin menyembuhkan.
Kita semua bisa menjadi bagian dari GMTG, tak harus di medan langsung. Dengan doa, donasi, kampanye digital, edukasi publik, dan keberpihakan moral — kita sedang ikut melangkah. Karena Gaza bukan sekadar tempat, tapi simbol perjuangan manusia untuk tetap menjadi manusia.
17Juni2025