News  

BumDes Hinaratu Negeri Siri Sori Islam jadi Lokomotif Ekonomi

Malah, hidroponik memungkinkan budidaya tanaman secara vertikal (bertingkat), atau di ruang-ruang sempit seperti pekarangan rumah, atap bangunan, hingga sudut-sudut kosong. Dengan demikian, produksi pangan dapat dilakukan tanpa memerlukan hamparan lahan yang luas, memaksimalkan setiap jengkal ruang yang ada di Desa Siri Sori Islam.

Hal lain yang diperoleh melalui Hidroponik adalah, meningkatkan minat generasi muda Siri Sori Islam terhadap pertanian moderen. Sebab, sebelumnya, seringkali, generasi muda di desa kurang tertarik pada sektor pertanian. Mengapa? Ya, lantaran ada yang ber-stigma “kotor” dan “melelahkan”.

Sementara, hidroponik menawarkan citra pertanian modern, bersih, dan berbasis teknologi yang lebih menarik bagi kaum muda. Dengan sentuhan inovasi dan teknologi, pertanian dapat menjadi pilihan karir menjanjikan, menarik mereka untuk terlibat dalam upaya ketahanan pangan.

Karenanya, penyertaan modal untuk BUMDes dalam program ketahanan pangan merupakan bagian dari prioritas penggunaan Dana Desa yang diamanatkan oleh pemerintah.

Keputusan alokasi ini diambil melalui musyawarah desa, memastikan bahwa program yang dijalankan relevan dengan kebutuhan dan potensi desa.

BACA JUGA:  Appi Dorong Aksi Bersama Kawal Energi Kota Berkelanjutan di WCSMF 2025 Austria

Meski demikian, Rahmat meminta pengelola BumDes Hinaratu Siri Sori Islam harus memiliki perencanaan yang matang, tata kelola yang baik, serta dukungan penuh dari masyarakat desa, penyertaan modal Dana Desa untuk BUMDes di sektor pangan akan menjadi fondasi yang kuat.

“Jadi untuk tahun 2025 ini, Pemerintah Negeri Siri Sori Islam menyertakan modal untuk ketahanan pangan, khususnya untuk sayuran hidroponik yang dikelola BumDes sebesar Rp.164.149.800,” tuturnya, seraya menambahkan, BumDes Hinaratu diketuai Sanukri Faisal Patty, sekretaris Nur Fadila Pattisahusiwa, dan bendahara Jaidan Holle.

Anggaran itu bukan hanya tentang mempertahankan perekonomian lokal, namun juga tentang membentuk masyarakat desa yang lebih mandiri, sejahtera, dan tangguh dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan global di masa depan.

Meskipun potensinya sangat besar, penerapan modal penyertaan ini juga tidak lepas dari tantangan.

“Jadi perlu diingat bagi pengelola BumDes Hinaratu bahwa, dana desa dapat digunakan sebagai modal awal untuk mendirikan unit usaha pangan di BUMDes, atau sebagai injeksi modal untuk pengembangan usaha yang sudah ada (misalnya, pembelian peralatan, pembangunan fasilitas, atau pengadaan bibit dan pupuk),” urainya.

BACA JUGA:  Bupati Toraja Utara Gelar Coffee Morning Bersama Jurnalis 

Sebelum mengakhiri pernyataannya, Rahmat Kaplale mengingatkan, keberhasilan BUMDes dalam mengelola sektor pangan sangat bergantung pada kapasitas manajerial, transparansi, akuntabilitas, serta dukungan penuh dari pemerintah Negeri Siri Sori Islam dan masyarakat.