News  

BumDes Hinaratu Negeri Siri Sori Islam jadi Lokomotif Ekonomi

NusantaraInsight, Maluku — BUMDes, sebagai lokomotif ekonomi desa, memiliki peran krusial dalam mengadopsi dan mengembangkan hidroponik. Dari sudut pandang modern, BUMDes bukan hanya pelaksana, melainkan juga inovator dan fasilitator.

Kehadiran Badan Usaha Milik Desa ini memiliki tujuan mulia. Yaitu, mengelola potensi ekonomi desa untuk kesejahteraan masyarakat.

Dengan karakteristik sebagai entitas bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh desa, BUMDes memiliki permulaan dan pemahaman mendalam tentang kebutuhan, serta potensi lokal.

BumDes Hinaratu, Negeri Siri Sori Islam, Kecamatan Saparua Timur, Maluku Tengah, salah satunya.

Sekretaris Desa Siri Sori Islam, Rahmat Kaplale dikonfirmasi, Senin 21 Juli pagi ini mengemukakan, BUMDes Hinaratu adalah entitas usaha yang dimiliki Negeri Siri Sori Islam.

BumDes ini dikelola secara profesional untuk kesejahteraan masyarakat desa.
Meski demikian, karakteristik BUMDes Hinaratu yang unik—lantaran tidak sekadar berorientasi pada keuntungan semata, melainkan, mengedepankan nilai-nilai sosial—menjadikannya sebagai motor penggerak yang ideal untuk ketahanan pangan.

Untuk mewujudkan ketahanan pangan di tingkat akar rumput itulah, Pemerintah Negeri Siri Sori Islam kemudian menginisiasi berbagai program. Salah satunya melalui alokasi Dana Desa yang signifikan.

BACA JUGA:  GAN Ajak Semua Komponen Masyarakat Dukung Program Makan Bergizi Gratis

“Dana ini tidak hanya ditujukan untuk pembangunan infrastruktur, tetapi juga untuk menggerakkan roda perekonomian lokal melalui pemberdayaan BUMDes. Salah satu strategi paling efektif adalah penyertaan modal dari Dana Desa untuk BUMDes dalam rangka menjaga ketahanan pangan,” ujarnya.

Penyerataan modal terhadap BumDes Hinaratu, jelas Rahmat Kaplale, tidak sekadar alokasi anggaran, melainkan strategi investasi yang memungkinkan BUMDes yang dilakoni anak anak muda Siri Sori Islam menjalankan berbagai peran vitalnya, khususnya pengelolaan produksi pertanian. Salah satunya, Hidroponik.

Mengapa Hidroponik? Karena, jika bertitik tolak pada ketahanan pangan yang menjadi pilar utama bagi keberlanjutan suatu bangsa, dan desa memegang peranan krusial dalam mewujudkannya.

Hanya saja, tantangan seperti keterbatasan lahan, perubahan iklim yang tidak menentu, hingga ketergantungan pada pasokan luar, seringkali menghambat desa untuk mencapai kemandirian pangan sepenuhnya.

Padahal, ketahanan pangan adalah salah satu pilar utama keinginan masyarakat, dalam upaya pemanfaatan pangan yang cukup bagi seluruh masyarakat, belum ter-manage baik.

Nah, jelas Rahmat Kaplale, di tengah tantangan tersebut, teknologi hidroponik muncul sebagai angin segar, menawarkan solusi inovatif untuk memperkuat ketahanan pangan di tingkat desa.