NusantaraInsight, Rantepao – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Toraja Utara sukses menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Kepenulisan Berbasis Konten Lokal, yang dilaksanakan selama tiga hari mulai 23–25 Juli 2025 di Aula Perpustakaan Toraja Utara.
Kegiatan ini menjadi program literasi perdana dari dinas terkait, sekaligus momentum penting dalam membangun ekosistem literasi yang mengakar pada budaya lokal.
Acara dibuka secara resmi dengan semangat kolaborasi dan partisipasi tinggi dari berbagai elemen masyarakat—guru, pelajar, mahasiswa, penggiat literasi, hingga pelaku seni budaya lokal.
Bertindak sebagai moderator, Pak Stevi, sosok yang dikenal aktif dalam penggerakan komunitas literasi daerah, memandu jalannya acara dengan penuh semangat dan interaktif.
Dalam sambutannya, Kepala Bidang Perpustakaan dan Kearsipan, Aloysius Lande, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi pintu masuk untuk memperkenalkan Toraja sebagai daerah yang tidak hanya kaya akan tradisi, tetapi juga produktif dalam bidang kepenulisan.
“Kami ingin membuka ruang bagi para penulis lokal untuk tumbuh dan berkembang, serta mampu menyuarakan Toraja melalui karya-karyanya,” tegasnya.
Salah satu sesi utama yang paling ditunggu adalah pemaparan dari Dr. Dirk Sandarupa, M.Hum., MCE, yang membawakan materi bertajuk “Kepenulisan Berbasis Konten dan Kearifan Lokal”.
Dalam materinya, Dr. Dirk menggali filosofi Tallu Lolona, A’pa’ Tauninna—yakni harmoni antara manusia, alam, dan leluhur—sebagai fondasi naratif dalam menulis.
Ia menekankan bahwa penulisan yang lahir dari kesadaran lokal akan menciptakan karya yang tidak hanya otentik, tapi juga bernilai spiritual dan sosial.
Melengkapi sesi ini, hadir pula Dr. Dina Gasong, M.Pd., yang secara teknis membimbing peserta dengan materi tentang “Teknik Kepenulisan yang Efektif dan Terstruktur.”
Dalam sesinya, Dr. Dina mengupas langkah-langkah sistematis dalam proses menulis, mulai dari menggali ide, menyusun kerangka tulisan, mengembangkan paragraf, hingga teknik penyuntingan.
Ia menekankan bahwa menulis adalah keterampilan yang bisa dilatih dengan kedisiplinan dan ketekunan.
“Menulis bukan semata bakat, tapi komitmen terhadap gagasan dan keberanian mengungkapkan pikiran,” jelasnya.
Sementara itu, Jeanot Nahasan, pegiat literasi digital, memberikan dimensi baru dengan materi kepenulisan berbasis digital. Ia memperkenalkan berbagai platform digital yang dapat digunakan untuk mempublikasikan tulisan dan membangun personal branding sebagai penulis lokal.