NusantaraInsight, Makassar — Dangke adalah makanan tradisional yang berasal dari Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, Indonesia. Dangke terbuat dari susu kerbau atau sapi yang diolah secara tradisional dengan cara direbus sampai mendidih.
Dangke memiliki tekstur seperti tahu dan memiliki rasa yang mirip dengan keju. Mirip keju, olahan ini juga terkenal memiliki kandungan protein betakaroten yang cukup tinggi.
Namun sayangnya, Dangke kurang diminati di negeri sendiri. Olahan makanan ini masih kalah jauh dengan keju yang merupakan kuliner produk olahan susu yang dinikmati di seluruh dunia, termasuk populer di Indonesia.
Namun sayangnya, keju yang banyak dijual di Indonesia bukanlah keju asli Indonesia, melainkan keju impor yang biasa berasal dari New Zealand, Prancis, Belanda, atau Italia.
Sejumlah fakta menarik terkait Dangke
1. Asal Mula
Konon, nama dangke sendiri diberikan pada tahun 1900-an. Melansir detikSulsel, pada masa itu, warga Enrekang menyuguhkan makanan tersebut kepada kolonial Belanda, dan ia mengucapkan terima kasih dalam bahasa Belanda yakni ‘dank u (wel)’.
Sejak saat itu, masyarakat menyebut makanan mirip keju itu dengan nama dangke, yang diambil dari bahasa Belanda, ‘dank u’. Seiring dengan perkembangan zaman, kuliner ini kini bisa dikonsumsi oleh berbagai kalangan, dan menjadi salah satu oleh-oleh khas Enrekang.
2. Makanan Para Bangsawan
Dahulu kala, dangke hanya disajikan untuk para bangsawan karena masyarakat sangat jarang memiliki kerbau atau sapi. Oleh karena itu, olahan susu ini menjadi makanan spesial yang hanya dihidangkan bagi para raja-raja dan bangsawan.
Lain dengan keju di negara lain, olahan ini dijadikan lauk makan nasi, dimakan apa adanya, maupun diolah kembali apakah keju Enrekang ini dibakar, digoreng, isian bakso, atau sup.
3. Kandungan Nutrisi
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (2019), dangke mengandung air, abu, protein, lemak, dan karbohidrat.
Sebagai produk olahan susu, ia juga tinggi akan kandungan betakaroten dari susu sapi yang berperan dalam menjaga kesehatan kulit dan mata, serta hipotiosianit dari kandungan asam laktatnya yang bersifat antimikroba untuk membunuh bakteri, jamur, dan virus dalam tubuh.
4. Proses Pembuatan
Dangke dan keju segar memiliki perbedaan dari cara pembuatannya. Dangke dibuat dengan memanfaatkan enzim papain yang berasal dari getah buah pepaya untuk mengentalkan susu. Sedangkan, keju segar menggunakan kultur sarter berupa enzim rennet dan/atau asam seperti air lemon atau cuka.
Proses pembuatan dilakukan secara tradisional. Dijelaskan dalam artikel di situs web Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, susu murni dipanaskan, kemudian ditambahkan sedikit getah buah pepaya untuk menggumpalkan dadih dengan perbandingan 1 : 0,25. Lebih dari itu maka hasil keju dangke akan terlalu pahit. Gumpalan-gumpalan dadih kemudian disaring dan dibuang airnya menggunakan batok kelapa yang sekaligus sebagai cetakan.
Jika telah siap selanjutnya dikemas dalam daun pisang yang dibentuk mengerucut, sehingga membuat aromanya semakin menggugah selera. Ia bisa bertahan selama kurang lebih satu bulan di kulkas, dan dua hari di suhu ruang.
Dilihat dari proses pengolahannya, dangke tergolong ke dalam keju segar. Dikutip dari Times of India, keju segar (fresh cheese) adalah jenis keju muda yang belum melewati proses penuaan dalam waktu terlalu lama dan mengandung kadar air tinggi. Keju tipe ini menghasilkan rasa yang ringan, lembut, dan menyegarkan di mulut. Contohnya seperti keju mozzarella, feta, ricotta, dan mascarpone.
Ia memiliki kemiripan dengan Dadiah yang berasal dari Sumatera Barat. Bedanya, Dadiah dibuat dengan cara proses fermentasi susu dan memiliki tekstur yang lebih lembek.
5. Kepopulerannya Meluas ke Negara Tetangga
Keju dangke tersedia hampir di seluruh tempat makan atau restoran di Kabupaten Enrekang. Penikmat kuliner ini tak hanya kalangan masyarakat Enrekang saja, melainkan banyak juga orang dari luar wilayah bahkan mancanegara yang menyukainya.
Oleh sebab itu, dangke sukses menjadi komoditas ekspor ke berbagai negara, mulai dari Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Prancis, sampai Amerika Serikat







br






