NusantaraInsight, Makassar — Lurah Parang Tambung, Andi Anugerah Tenri Esa, bersama ibu-ibu dan anak-anak, merayakan ulang tahun Rahman Rumaday, Founder Komunitas Anak Pelangi (K-APEL). Founder K-Apel itu sendiri tidak tahu apa-apa tentang rencana itu. Lorong Daeng Jakking, Parang Tambung. 4/8/2024.
“Ini benar-benar di luar dugaan saya,” ujar Rahman Rumaday dengan suara bergetar. “Saya baru tiba dari luar kota setelah tiga hari tidak ada di Makassar, dan sedang duduk mengaji bersama ibu-ibu di pusat belajar Komunitas Anak Pelangi (K-Apel) Lorong Daeng Jakking. Tiba-tiba terdengar suara musik yang keras dan suara anak-anak serta ibu-ibu.”
“Saya tidak terlalu terkejut awalnya, karena sudah terbiasa dengan kehidupan lorong yang dinamis. Namun, suara itu semakin mendekat. Ketika saya menengok, saya melihat Bu Lurah Parang Tambung Andi Anugerah Tenri Esa bersama sejumlah ibu-ibu dan anak-anak membawa kue tar dengan dua lilin menyala. Mereka semua menyanyikan lagu selamat ulang tahun.”
“Ya Allah, terima kasih semua. Saya tidak menyangka sama sekali!” ucap Rahman, terharu. “Rasanya aneh sekaligus malu, di momen kelahiran saya ini, yang tidak pernah saya pikirkan untuk dirayakan, tiba-tiba seorang lurah datang merayakan ulang tahun saya.” Anak-anak, ibu-ibu, dan nenek-nenek satu per satu mendekat dan bersalaman. “Selamat ulang tahun, Pak. Berkah umur ta’,” ucap mereka satu per satu.
Setelah itu, Lurah Andi Anugerah Tenri Esa juga bersalaman dengan pria yang akrab disapa bang Maman penulis Novel “Maharku Pedang dan Kain Kafan” itu. Tidak lama kemudian, sebagian ibu-ibu keluar dari dalam rumah membawa berbagai masakan yang mungkin sudah disiapkan sejak sore. “Luar biasa, ibu-ibu dan warga di sini sangat kompak dan selalu semangat,” kata Lurah Parang Tambung sambil makan bersama warga. “Sebagai hadiah ulang tahun Pak Rahman, lorong Daeng Jakking di paving blok,” tambahnya. Andi Anugerah Tenri Esa dikenal sebagai lurah yang sangat merakyat dan selalu siap melayani warganya kapan pun dibutuhkan.
