Tempat Bermain Anak-anak Komunitas Anak Pelangi

Anak-anak Komunitas
Tempat Bermain Anak-anak Komunitas

Rahman Rumaday
(Founder K-Apel)

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” ~ An-Nisa : 9

NusantaraInsight, Makassar — Ketika modernitas merambah ke setiap sudut kehidupan tanpa kata batas usia, dunia bermain anak-anak pun tak luput dari dampaknya, terseret ke dalam pusaran teknologi yang mengkotak-kotakkan mereka berdasarkan status yang sebelumnya tidak pernah ada.

Kini, layar-layar gadget menggantikan tawa riang di lapangan bermain, dan aplikasi digital menjadi arena baru yang membatasi interaksi sosial mereka. Anak-anak yang dulu bermain bersama tanpa memandang latar belakang, kini terpisah oleh dunia maya yang membentuk batas-batas tak kasat mata, menciptakan jarak dan ketidaksetaraan di antara mereka.

Transformasi ini mengubah pola bermain yang sederhana dan inklusif menjadi aktivitas yang lebih individualis dan tersegmentasi, menghilangkan nuansa kebersamaan, peduli yang dahulu melekat kuat dalam kehidupan anak-anak
Kondisi inilah terlihat setiap kita masuki lorong-lorong atau tempat-tempat tertentu yang mana kebanyakan anak-anak asyik dengan gadgetnya dan tenggelam bersama setiap aplikasi yang diminati melalui layar gadget yang dimilki. namun, berbeda dengan anak-anak di Lorong Daeng Jakking binaan Komunitas Anak Pelangi (K-Apel),

BACA JUGA:  Satupena Sulsel Gelar Silaturahmi Penulis

*Pentingnya Pendidikan*

“Barang siapa yang menginginkan kebahagian dunia, maka tuntutlah ilmu dan barang siapa yang ingin kebahagian akhirat, tuntutlah ilmu dan barangsiapa yang menginginkan keduanya, tuntutlah ilmu. baginya jalan menuju surga.”~ Hadits

Pagi hari, mereka ke sekolah dengan antusias, sebab sekolah merupakan kebutuhan mendasar yang tidak bisa diabaikan. Mereka menyadari bahwa pendidikan adalah kunci utama untuk membuka pintu kesempatan dan meraih cita-cita. Juga Sekolah merupakan fondasi utama dalam pembentukan karakter dan kecerdasan mereka, memberikan mereka kesempatan untuk menggali potensi dan meraih apa yang diimpikan di masa yang akan datang

*LIPAT, (Literasi Pangan Terpadu) atau SIPA’PA (sebatang)*

‘Tiada seorang muslim yang menanam pohon kecuali apa yang dimakan bernilai sedekah, apa yang dicuri juga bernilai sedekah. Tiada pula seseorang yang mengurangi buah (dari pohon-)nya melainkan akan bernilai sedekah bagi penanamnya sampai hari Kiamat,'”~ Hadits
Setelah sekolah, ketika anak-anak lain masih terpaku pada layar gawai, anak-anak K-Apel ini memilih untuk kembali ke alam. Mereka melibatkan diri dalam kegiatan berkebun, merawat tanaman dengan penuh cinta dan penuh kebersamaan tanpa tirai status sosial tanpa ada paksaan yang terkomando melalui kegiatan LIPAT, (Literasi Pangan Terpadu) atau SIPA’PA (sebatang)
Si = Literasi
Pa = Pangan
‘pa = Terpadu
mereka belajar mengenai pentingnya ketahanan pangan dan bagaimana menumbuhkan tanaman yang sehat. juga tentang tanggung jawab dan keberlanjutan lingkungan.