Akhirnya, pada Senin, 30 Mei 2022, Rusdin Tompo berkesempatan bertandang ke kantor Sukardi Weda, yang saat itu masih berkantor di lantai 6 Menara Pinisi, di Jalan A.P. Pettarani. Dia kemudian melihat suasana ruangan dan aktivitas WR III dari dekat. Sambil meladeni mahasiswa, keduanya mengobrol tentang SATUPENA dan kegiatan penulisan.
Biskuit Khong Guan dan air mineral menemani obrolan keduanya. Mahasiswa yang datang menemui WR III juga dipersilakan mencicipi biskuit legendaris tersebut, yang memang disuguhkan untuk para tamu. Saat itulah, dia meminta Sukardi Weda menulis autobiografi. Diskusi kecil terkait rencana buku itu, yang menahan dia cukup lama berada di ruangan itu. Padahal, beliau lagi sibuk-sibuknya. Namun, dengan tetap memberikan layanan ke mahasiswa yang datang—sesuai keperluan mereka—kedua mencoba merumuskan seperti apa buku itu nantinya, kalau jadi ditulis. Meski sempat ter-pending, rencana itu kemudian terwujud.
Dalam buku PROFESOR PEMBELAJAR ini, tergambarkan dengan jelas bagaimana seorang Guru Besar tak henti belajar. Beliau tak sebatas hanya membaca teks tapi juga konteks dan mengikatnya menjadi makna, dalam wujud karya dan amalan sosial lainnya.
“Itulah hakikat perintah IQRA. Beliau membaca, mendengar, berbicara dan memproduksi gagasan-gagasannya dalam bentuk tulisan, serta mengamalkannya dalam kehidupan, sebagai ciri seorang akademisi, intelektual, dan cendekiawan,” tulis Rusdin Tompo, dalam catatannya sebagai editor.
Itulah mengapa, buku ini layak disebut sebagai buku motivasi yang diharapkan dapat memberi inspirasi bagi pembacanya. (*)