Peristiwa penting berikutnya, pada 4 November 1989, dia menikah dengan Muh Yahya, sesama penerima beasiswa Supersemar. Lelaki asal Bulukumba itu pertama kali dilihatnya saat pameran buku di kampus. Pasangan ini dikarunia tiga orang anak, yakni Nurul Fajriah Yahya, Syahratul Hawaisa Yahya, dan Muhammad Fahmi Yahya.
Pembahas buku, Dr Aslan Abidin, MA, akademisi UNM dan sastrawan, menyampaikan, manusia pada dasarnya suka bercerita dan berkisah. Banyak kisah-kisah lisan di masa lalu yang kemudian ditulis hingga sampai ke kita, saat ini. Menulis kisah sendiri atau autobiografi juga merupakan model penulisan buku.
Dalam buku autobiogragi atau biografi, jelasnya, kita bisa temukan sejarah, seperti Ranggong Daeng Romo, dalam buku Kembong Daeng. Kita juga bisa temukan tradisi, seperti penamaan anak dan prosesi pernikahan, yang juga ditulis dalam buku ini.
Buku ini juga menggambarkan latar alam, kehidupan sosial budaya, serta situasi yang ikut membentuk karakter sang tokoh. Peristiwa politik, sejarah, dan nama-nama lembaga pendidikan, seperti SPG dan IKIP, membawa kenangan kita pada situasi lampau. Disampaikan, bila seseorang rajin membuat catatan, akan mudah baginya memanggil memori masa lalu untuk ditulis menjadi buku.
Yudhistira Sukatanya, sastrawan dan sutradara teater, mengatakan, buku ini memberikan kesempatan kepada pembacanya untuk belajar. Karena ada nilai-nilai budaya dan fakta-fakta yang disampaikan. Saat dia membaca buku ini, menurutnya, dia seperti bercakap-cakap dengan penulisnya.
Acara soft launching buku ini dipandu oleh Rosita Desriani. Hadir beberapa dosen dari FBS UNM, dosen dan mahasiswa Universitas Patompo, dan pengurus SATUPENA Sulawesi Selatan. Acara dimeriahkan pula dengan pembacaan puisi karya Kembong Daeng.
Tampil sebagai pembaca puisi Nufah Maretzha Multazimah (Yezha), juara baca puisi bahasa Makassar, pada Festival Tunas Bahasa Ibu Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2022, dan Fajriani, mahasiswa PPs Universitas Patompo. Tampil pula Muh Dzafran Putra Irman dan Andi Aisyah Ramadhani dari SD Negeri Borong, Makassar. Muh Fahmi Yahya juga membacakan puisi buat ayah-ibunya yang merayakan ulang tahun pernikahan. (*)














