“Usia hanyalah angka, tetapi menjadi muda adalah sikap.” ~ Kata Bijak
NusantaraInsight, Makassar — Di lorong-lorong kehidupan, di mana waktu seringkali menjadi beban dan usia dianggap sebagai batas, Komunitas Anak Pelangi (K-Apel) justru menghadirkan sebaliknya, ruang di mana jiwa-jiwa yang telah renta bisa kembali muda, bukan karena tubuh mereka berubah, tetapi karena semangat yang dihidupkan kembali.
“Iya, kalau orang gabung dengan K-Apel, rasanya kembali muda lagi… biar nenek-nenek,” ujar ketua K-Apel Suriati Tubi dengan tawa ringan yang sarat makna. Sebuah ungkapan yang sederhana namun menyimpan makna yang dalam, bahwa kemudaan sejati bukan terletak pada usia, tetapi pada semangat dan rasa memiliki.
“Barang siapa yang memuliakan manusia, maka ia telah memuliakan dirinya sendiri.” ~ Imam Syafi’i
“Nak, seumur-umur baru ka’ foto begini… gara-gara kita (kamu) ajak, yang ajak foto begini kita ji nak,” tutur seorang nenek dalam logat Makassar yang duduk di samping saya. Wajahnya berseri, senyum lebar merekah meski giginya hanya tinggal beberapa yang setia menempel di gusi. Tapi senyum itu… begitu tulus, begitu menyentuh, seolah menantang waktu yang tidak bisa dihentikan.
“Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalannya.” ~ Hadits
Lesung pipinya yang dalam bukan karna bawaan lahir, tapi karena waktu yang telah menorehkan kisah panjang dalam hidupnya. Dan dalam setiap keriputnya tersimpan sejarah, dalam setiap tatapan matanya terkandung harapan.
Komunitas Anak Pelangi (K-Apel) bukan sekadar komunitas belajar dan pemberdayaan bagi anak-anak, bukan pula sekadar taman baca. Ia adalah ruang bertumbuh yang menyentuh semua usia. Tempat di mana nenek-nenek tidak lagi merasa tersisih, melainkan dirangkul dan diajak bernyanyi kembali dalam irama kehidupan. Tempat di mana mimpi lama dibangunkan, dan cita-cita yang tertunda diberi kesempatan. “Bawalah mereka pulang ke masa lalunya; di sanalah kenangan membangkitkan semangat untuk kembali berarti dan berbuat.”~ Rahman Rumaday
“Alhamdulillah…” bisik saya dalam hati, melihat wajah nenek-nenek itu yang tampak lebih hidup dari sebelumnya. Saya berdoa dalam diam, semoga nenek-nenek itu sehat selalu, sampai mampu naik dari kelas Iqra’ ke kelas Qur’an besar dan membaca Al-Qur’an dengan lancar dan benar. Aamiin.
Sungguh, Komunitas Anak Pelangi (K-Apel) telah menjelma menjadi lentera kecil yang menyala terang di lorong-lorong kecil tanpa pencahayaan inovasi manusia (lampu). Menjadi pengingat bagi kita semua, bahwa selama semangat hidup masih menyala, tidak ada kata terlambat untuk bahagia, belajar, dan mencintai hidup. Karena muda bukan soal angka, tapi tentang keberanian untuk terus bermimpi.