Ketua Forum Literasi Desa Moncobalang Impikan Literasi Jadi Gaya Hidup Anak Muda Desa

Topik diskusi lain yang pernah dibahas, yakni kemenangan Timnas Indonesia di Piala Asia, kasus-kasus kekerasan terhadap anak dan anak-anak yang putus sekolah. Bahkan kajian budaya lokal dan isu global, juga jadi bahan diskusi.

Arief mengaku bersyukur karena adanya dukungan dari Pemerintah Desa.
Pemerintah Desa Moncobalang telah menganggarkan program literasi, berupa pembelian buku dan pengadaan fasilitas komputer serta pembenahan Sekretariat Forum Literasi yang bersumber dari dana desa. Plh Kepala Desa Moncobalang, Syaiful Fahmi, yang merupakan Sekretaris Desa Moncobalang, banyak mensupport kegiatan literasi di desa, yang tak jauh dari Galesong Utara, Kabupaten Takalar tersebut.

“Dua ruangan di tribun lapangan, bahkan diizinkan untuk dimanfaatkan buat keperluan Forum Literasi,” katanya.

Lulusan SMK Negeri 1 Pallangga, Angkatan 2004, yang sempat bekerja 3 tahun sebagai sales distributor perusahaan telepon itu, sudah punya beberapa rencana program ke depan. Yakni, menggelar kemah literasi, mengadakan bursa buku murah untuk pelajar dan mahasiswa, mengadakan pelatihan jurnalistik warga bagi anggota, dan mengadakan pelatihan menulis karya sastra serta menulis kreatif.

BACA JUGA:  Sambut Tahun Baru, K-Apel Gelar Zikir Pemberdayaan

Masih ada lagi, beberapa rencana program dalam daftarnya, seperti mengadakan pelatihan membuat web design dan pelatihan yang berkaitan dengan pemanfaatan berbagai platform digital, mengadakan pemberantasan buta aksara dengan menggelar sekolah terbuka untuk anak-anak dan ibu-ibu. Pengajarnya, tambah Arief, berasal dari mahasiswa desa setempat, yang disesuaikan dengan disiplin ilmu yang dipelajari di kampusnya.

Rencana kegiatan selanjutnya, dalam memperingati hari-hari besar nasional, misalnya di bulan November ini, akan diadakan peringatan Hari Pahlawan dengan menggelar acara nonton bareng film bertema kepahlawanan. Tujuannya, demi memantik semangat nasionalisme dan patriotisme anak muda. Serangkaian dengan itu, diadakan pula ziarah ke taman makam pahlawan dan menggelar malam renungan serta pembacaan puisi bertema pahlawan.

“Perlu pula dilakukan studi sejarah ke tempat-tempat bersejarah demi melakukan napak tilas dan belajar sejarah. Ini agar pemuda tidak lupa dengan identitas dan akar budaya dan sejarahnya,” terangnya.

Saat ditanya oleh Rusdin Tompo, yang merupakan Koordinator SATUPENA Provinsi Sulawesi Selatan, lelaki idealis yang kini memilih menjadi petani demi menggarap sawah peninggalan almarhum bapaknya itu mengatakan, dia mengimpikan literasi bisa menjadi gaya hidup baru bagi anak muda di desanya.