Update Kampus Lorong: Abdul Rauuf Muri Ubah Lirik Latin Lagu “Ininnawa Sabbarra” Menjadi Aksara Lontara

Abdul Rauuf Muri
Abdul Rauuf Muri mahasiswa Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin (Unhas) mengisi mata pelajaran bahasa daerah

NusantaraInsight, Makassar — Abdul Rauuf Muri mahasiswa Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin (Unhas) mengisi mata pelajaran bahasa daerah di Kampus Lorong K-Apel, Jl Daeng Jakking Kel. Parangtambung, Kec. Tamalate Kota Makassar, Sabtu (22/2/2025).

Mengisi pelajaran Bahasa Daerah Bugis, Rauuf memulai program ajarnya pada pukul 16.00 hingga 17.30 yang menyasar pada peserta didik anak-anak SD dan SMP di Komunitas Anak Pelangi (K-Apel).

Melalui laporan tertulisnya, Minggu (23/2/2025) ia menyampaikan kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan menanamkan pemahaman tentang aksara Lontara Bugis serta menambah kosakata bahasa Makassar kepada para peserta didik.

Materi yang diajarkan dalam kegiatan ini meliputi pengenalan aksara Lontara dengan tambahan kosakata *Ngka’*, *Mpa’*, *Nra’*, dan *Nca’*.

Selain itu, peserta didik juga dilatih untuk menulis kata dalam bahasa Makassar menggunakan aksara Lontara. Mengingat aksara ini tidak banyak diajarkan di sekolah, banyak dari mereka yang belum familiar dengan bentuk dan cara penggunaannya.

“Untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan mudah diingat, saya menerapkan metode pengajaran berbasis lagu. Saya mengubah lirik latin lagu Ininnawa Sabbarra menjadi susunan aksara Lontara sehingga peserta didik dapat menghafalnya dengan cara menyanyikan lagu tersebut. Nada lagu yang sudah akrab di telinga mereka membantu dalam mengenali dan mengingat bentuk aksara dengan lebih cepat. Selain itu, saya juga menggunakan handphone sebagai media untuk memperdengarkan lagu tersebut kepada mereka,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Materi “Muliakan Suami" Rahman Rumaday Inspirasi Ibu-Ibu Pengajian di Rappokalling

“Saat pembelajaran berlangsung, saya melihat adanya tantangan dalam membangkitkan minat dan pemahaman peserta didik terhadap bahasa daerah. Beberapa dari mereka masih kurang tertarik dan kesulitan dalam mengenali aksara Lontara. Namun metode nyanyian ternyata cukup efektif dalam menarik perhatian mereka. Setelah beberapa kali mencoba, mereka mulai menikmati proses belajar dan menunjukkan antusiasme dalam menghafal aksara melalui lagu,” ulas Abdul Rauuf Muri

“Melihat respons positif dari peserta didik, saya menyadari bahwa pembelajaran aksara Lontara masih perlu dilakukan secara berkelanjutan. Mayoritas dari mereka belum mengenal aksara ini secara pasti, bahkan ada yang sama sekali tidak pernah mendapat pengajaran tentangnya di sekolah. Oleh karena itu, diperlukan sesi pembelajaran lanjutan agar mereka dapat memahami dan menguasai aksara Lontara dengan baik,” usulnya.

“Dengan adanya kegiatan ini, saya berharap peserta didik semakin tertarik untuk belajar dan menggunakan bahasa daerah mereka dalam kehidupan sehari-hari. Melalui metode yang kreatif dan menyenangkan, diharapkan warisan budaya seperti aksara Lontara dapat terus dilestarikan oleh generasi muda,” kuncinya.