NusantaraInsight, Makassar — Belajar Mengabdi dan Bernyanyi, dosen Universitas Sawerigading berbagi ilmu di sebuah lorong kecil di Kelurahan Parang Tambung, Makassar. Sebuah kisah inspiratif tentang kolaborasi antara dunia kampus dan masyarakat.
Risma Asriani Azis Genisa, S.S., M.Hum., dosen dari Universitas Sawerigading, tidak hanya mengajar di kampus, tetapi juga aktif mengabdi di Komunitas Anak Pelangi (K-apel) dan Kampus Lorong K-apel.
Pada Minggu, 18 Mei 2025, Risma bersama mahasiswinya, Miftahul Haeriyah, mengajar bahasa Inggris kepada anak-anak di K-apel dengan metode yang unik dan menyenangkan. Metode ini, yang juga merupakan tema skripsi Miftahul, menggunakan lagu-lagu edukatif untuk membantu anak-anak memahami kalimat dan angka dalam bahasa Inggris.
“Ini bukan sekadar penelitian, tetapi ladang pengabdian,” ujar Risma. Ia menantang mahasiswinya untuk menerapkan teori yang diteliti di lapangan, memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi anak-anak sekaligus mengasah keterampilan mahasiswa.
Metode pembelajaran yang memadukan gerakan, nada, dan interaksi langsung terbukti efektif. Anak-anak yang awalnya malu-malu pun menjadi aktif dan antusias. Risma bahkan menyisipkan lagu-lagu berhitung untuk memperkuat pemahaman konsep angka dalam bahasa Inggris.
Kegiatan ini bukan hanya sesi belajar biasa, tetapi juga membangun kolaborasi nyata antara kampus dan komunitas. Mahasiswa belajar berempati, membangun relasi sosial, dan merasakan tantangan mengajar langsung di lapangan.
Risma berharap inisiatif Belajar Mengabdi dan Bernyanyi ini dapat menjadi contoh bagi akademisi lain, menunjukkan bahwa proses akademik tidak selalu terpaku di ruang kuliah. “Mengajar bukan sekadar menyampaikan, tetapi juga menyentuh hati,” pungkasnya. Ia menekankan pentingnya pengabdian masyarakat sebagai bagian integral dari proses belajar dan mengajar.
