Kisah Inspiratif dari IGD: Satriani Harapan dan Keyakinan

Berawal saya masuk IDG, pada hari Kamis ketika saya melakukan sholat magrib, saya merasakan sesuatu yang aneh ketika sujud kepala saya terasa berat, dan air mata mengalir tanpa bisa saya bendung. Ada ap aini terjadi sama? Tetiba saya sesak napas seperti jantung saya berhenti bekerja untuk tubuh saya. Dalam hati, saya beristighfar dan berdoa kepada Allah, memohon agar tidak ada apa-apa terjadi pada diri saya, diberikan kesembuhan dan petunjuk-Nya. Namun, perasaan tidak enak semakin menyelimuti saya, hingga jantung saya berdebar kencang dan napas terasa sulit diatur. Saat itu saya hanya bisa berdoa dan memohon kepada Allah, “Ya Allah, jika Engkau mengizinkanku, sembuhkanlah aku. Jika tidak, tunjukkanlah jalan terbaik untukku.”

Dan akhirnya, saya tidak kuat lagi menahan rasa sakit tersebut lalu saya menghubungi suami saya (Papa Cul) untuk mengantar saya ke Rumah Sakit Bhayangkara. Setibanya di rumah sakit, saya harus menunggu giliran di kursi roda. Namun, setelah diperiksa, ternyata kondisi saya lebih parah dari yang saya duga. Saya diinfus dan diberi oksigen karena sesak napas. Beberapa jam kemudian ketika sadar dan hendak ke kamar mandi, penglihatan saya tiba-tiba gelap, dan saya pingsan. Saya bersyukur tidak jatuh ke lantai, melainkan jatuh dalam pelukan suami saya (Papa Cul).

BACA JUGA:  El Matador Spanyol ke Final, Kalahkan Prancis 2-1

Setelah sadar, saya mendapati diri saya terbaring di tempat tidur dengan banyak alat terpasang di dada dan sudah berada di IGD PJT Wahidin bukan lagi di IGD Bhayangkara. Dalam hati, saya pasrah dan meyakini bahwa saya akan sembuh dengan bantuan zikir, sholawat hafalan Al-Qur’an yang saya hafal, juga dengan do’a-do’a dari suami saya, keluarga dan sahabat-sahabat saya.

Keyakinan saya bahwa membaca Al-Qur’an selalu membuat hati saya tenang dan memberikan kekuatan di tengah kesulitan. Keyakinan ini membawa harapan baru dalam hidup saya, dan saya percaya bahwa cinta serta doa dari orang-orang terdekat akan selalu menjadi sumber semangat yang tak ternilai.

Dengan semangat dan keyakinan yang menggebu, saya pun melanjutkan perjalanan menuju kesembuhan, berkomitmen untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah melalui setiap bacaan Al-Qur’an. Setiap ayat yang dibaca seakan mengalirkan energi baru, membangkitkan semangat dan harapan dalam diri saya. Saya yakin, apa pun yang terjadi, selama saya berserah dan berdoa, Allah akan selalu memberikan yang terbaik untuk saya.

BACA JUGA:  Ini Statement Hari Terakhir Andi Sudirman

Terima kasih yang tak terhingga pada suami saya papa cul atas dukungan yang luar biasa pada saya dalam segala hal baik dalam suka maupun duka tak pernah Lelah dan perasaan bosan dalam mendukung dan mendampingi saya I LOV U papa cul. Juga kpeda kakak saya (Satmawati) kakak pengganti ibu bagi saya yang setia menemani saya hingga saya keluar dari IGD sampai saat hari ini setiap pagi dating ke rumah mengontrol kondisi saya I LOV U kakak Ama (Satmawati) dan Juga terima kasih pada sahabat-sahabat saya yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu namanya atas do’a dan supportnya pada saya hanya Allah yang dapat membalas segala kebaikan kalian aamiin…*