Behind The Scene Surat Cinta Untuk Suami

Diskusi Buku, Ada Cinta, Ada Kesetiaan dan Ada Nilai

Diskusi Buku Surat Cinta Buat Suami sempat saya skorsing dulu, walaupun saya tidak mengetuk palu karena ini memang bukan sidang pengadilan ataupun sidang paripurna untuk pembahasan APBN. Tapi ini karena adanya panggilan wajib dari Sang Maha Kuasa yang harus ditunaikan lebih dulu.

Pada diskusi Buku Surat Cinta Untuk Suami menghadirkan pembicara pertama yang juga seorang sastrawan, penulis cerpen dan juga puisi yaitu Drs. Amir Jaya.

Dalam catatannya, Amir Jaya mengulas estetika sampul yang dianggapnya sudah cukup cantik dan mewakili isi dari buku.

“Cuma mungkin perlu ditambahkan sedikit pernak pernik di wajah atau sampulnya untuk lebih mempercantik bukunya,” ucap Amir Jaya.

Ia juga mempertanyakan mengapa Misteri Surat Cinta yang merupakan salah satu tulisan tidak ditaruh di depan, karena menurutnya judul ini sangat menggoda para pembaca untuk membacanya.

Cerpenis yang telah menghasilkan 7 Antologi Cerpen ini juga mengisahkan pengalamannya terkait Misteri Surat Cinta ini yang sangat mirip dengan yang dialaminya.

Sementara itu, Wahidah Eka Putri yang merupakan dokter gigi dan juga penggiat pemberdayaan perempuan ini menyampaikan bahwa Surat Cinta Untuk Suami ini adalah bacaan ringan yang tulisannya sangat mudah dipahami.

Menurutnya lagi, buku ini cukup ringan untuk dibaca dan juga sangat menyentuh hati ketika dibaca.

BACA JUGA:  Breaking News : Letjen (Purn) Doni Monardo Meninggal Dunia

“Seperti dalam judul Suami ku Bukan Bang Toyib yang ditulis oleh Ibu Ridawati isinya sebagai berikut, “Dalam setiap sujudku, hatiku tak henti memancarkan cinta yang tulus untuk mu. Di sela-sela rindu yang tak terperikan, doaku selalu memohon agar engkau dalam lindungan-Nya. Aku bertanya dalam doa, bagaimana kabarmu disana….? Semoga baik-baik saja dan senantiasa diberi kesehatan oleh Allah SWT,” ucapnya membacakan satu bait dari tulisan Suami ku Bukan Bang Toyib.

Setelah mendengar bacaan Ibu Wahidah yang akrab disapa Ibu Cing Cung ini, sejurus kemudian saya menjadi merinding mendengarnya, sekilas tersirat rasa rindu seorang istri yang mendoakan suaminya yang berjuang menerjang samudera mencari nafkah buatnya.

Ridawati sang penulis, tampak beranjak meninggalkan tenda dengan sesekali menyeka air matanya mendengarkan tulisannya dibacakan.

Entah apa yang berkecamuk di dadanya, ia berjalan dan duduk sendiri di bawah pohon mangga milik Dg. Kontu tetangganya yang juga diungkapkan di dalam isi tulisannya.

Wahidah Eka Putri yang berencana bertarung di Pemilu 2024 nanti, juga mengungkit nilai-nilai yang terkandung dalam Surat Cinta Untuk Suami.

“Dalam catatan saya, banyak nilai yang bisa kita petik dalam buku ini,” ungkapnya.

Pertama, lanjut ibu Cing Cu, yaitu ada visi misi dalam berkeluarga bukan hanya sakinah, mawaddah, warahmah akan tetapi juga wada’wah.

BACA JUGA:  Mulai 8 April Bumi akan Gelap Tiga Hari, ini Kata BMKG

“Kedua adalah pernikahan adalah merupakan ibadah yang paling panjang. Ketiga, merasa cukup dengan apa yang ada, keempat adalah pengorbanan yang selalu diberikan, kelima yaitu ada kesyukuran dan terakhir yaitu kesetiaan,” ungkapnya

“Itu adalah nilai-nilai yang menjadi catatan saya dalam Buku Surat Cinta Untuk Suami ini,” pungkasnya.

Senada dengan itu, Dr. Sri Gusty yang juga akademisi dan juga penulis ini menyinggung todongan dari Kak Rusdi Embas kepadanya untuk menuliskan juga Surat Cinta Untuk Suami.

“Namun hingga detik terakhir, saya tidak menulis Surat Cinta Untuk Suami, karena menurut Gary Chapman seorang penulis lagu mengatakan cinta bukan hanya dituliskan tapi juga di ekspresikan,” tegas Sri.

Sebelumnya, Sri Gusty bersenandung dengan pujian dan salam kepada nabi Muhammad SAW.

“Yaa Habib Salam Alaika, Yaa Rasul Salam… Salam Alaika, Yaa Nabi Salam Alaika,, Shalawatullah Alaika…,” senandungnya yang diikuti oleh segenap tamu yang hadir.

Wakil Dekan Pascasarjana Unifa ini juga membacakan salah satu karya dari beberapa kumpulan tulisan di Buku Surat Cinta Untuk Suami ini.

“Karena kebetulan basic saya di civil maka saya akan membacakan salah satu tulisan karya Fatimah Dg. Memang berjudul Cinta Kita Seperti Bangunan Rumah, berikut ini tulisannya : Saat Ku cini’ Ki, hati saya dipenuhi oleh rasa harapan dan rasa sayang yang tidak tergoyahkan seperti tiang rumah yang kau cor pada bangunan-bangunan rumah orang yang kau kerja sebagai buruh bangunan. Walaupun ada beberapa yang typo namun kesederhanaan tulisan dan dari hati yang membuat tulisan ini enak untuk dibaca,” ucapnya membaca surat cinta Dg. Memang yang lagi-lagi membuat hati ini bergetar, walau tak sebesar getaran lagu Vina Panduwinata yang disenandungkan ibu Doktor di penghujung acara.

BACA JUGA:  Gercep! Rumah Zakat Bantu Air Bersih Warga Makassar

Bahkan ibu satu anak ini, juga berpesan kepada para ibu-ibu yang menulis Surat Cinta Untuk Suami apabila ada perselisihan dengan suami, surat cinta ini dapat dibaca kembali.

“Insya Allah, ini akan menjadi pererat hubungan antara suami dengan istri,” tutup dosen yang memiliki suara emas dan tak lama lagi menyaingi Bang Maman dan Dg. Awing dipuncak klasemen idola K-Apel.