Ia juga menyampaikan bahwa pengembangan literasi sangat perlu di masyarakat. Bahkan ia memberikan contoh saat edukasi perkebunan kopi di suatu daerah yang ketika diberikan ilmu mereka menolak.
“Namun setelah dibawa ke tempat perkebunan kopi dan melihat langsung, mereka baru paham. Padahal itu ilmunya itu sudah ditetapkan 20 tahun yang lalu, namun karena kurangnya literasi maka mereka ketinggalan,” ungkapnya.
“Sama halnya dengan arsip, ketika pemimpin berakhir masa tugas, arsipnya juga dibawa. Itulah yang membuat kami dipanggil bolak-balik olah Aparat Penegak Hukum karena selembar arsip,” terangnya.
Ia juga berjanji akan mengakomodir para pengurus IPI maupun AAI untuk bertemu dengan para pimpinan daerah.
“Semoga IPI dan AAI dapat memberikan kontribusi bagi kualitas layanan perpustakaan dan kearsipan di daerah ini,” pungkasnya.














