Obituari Verdy Rahman Baso Wartawan yang Sastrawan & Penyanyi

Verdy Rahman Baso
Verdy Rahman Baso

Sedangkan lawatan jurnalistik di dalam negeri antara lain ke Kalimantan Timur atas kerja sama PWI-Deppen-Pemda Kaltim. Kegiatan olahraga nasional juga pernah diliputnya, seperti PON di Surabaya dan Jakarta, Pekan Olahraga Mahasiswa di Palembang.

Kalau urusan seminar dan lokakarya, juga sering dia ikuti. Misalnya, Penataran Nasional Wartawan Olahraga (SIWO PI) di Jakarta, Bandung, Malang, Bali atas kerja sama KONI-PWI. Lalu mengikuti seminar nasional yang diselenggarakan PWI/Deppen di Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, dan Sukabumi.

Dalam berorganisasi, Verdy pernah dipercaya sebagai Ketua Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) PWI Sulsel 19972-1978 dan menjabat Ketua Bidang Organisasi PWI Cabang Sulsel 1988-1992.

Di Pedoman Rakyat, selain menjabat Redaktur Olahraga beberapa lama, Verdy pernah memangku jabatan puncak di media tertua itu sebagai pemimpin redaksi. Sebelum PR tidak terbit lagi, bersama beberapa orang wartawan senior PR yang lainnya dipercaya sebagai redaktur senior.

Wartawan senior Sulsel ini selain wartawan, sebenarnya juga dikenal sebagai sastrawan. Dia pernah menulis sebuah novel sejarah yang sangat memukau pembacanya, berjudul ’’Datu Museng dan Maepa Deapati’’. Kisah cinta sehidup semati pasangan lintas etnis yang menandai hubungan Bugis-Makassar dengan Sumbawa.

BACA JUGA:  Peringatan Dini Cuaca Ekstrim, Waspada Banjir dan Tanah Longsor 

Dalam kapasitasnya sebagai penyanyi, Pak Verdy beberapa tahun silam kerap tayang di TVRI Sulsel membawa lagu-lagu daerah dengan grup musiknya. Iramanya keroncong, genre lagu yang tak pernah lekang oleh derasnya aliran lagu-lagu pop dan modern.

Mungkin gara-gara darah sastrawan mengalir di dalam dirinya, banyak pembaca terpesona dengan hasil liputan pertandingan sepak bola yang ditulisnya. Pembaca seolah-olah ikut hadir di lapangan, menyaksikan pertandingan sepakbola dua kesebelasan melalui berita yang dtulis Pak Verdy. Deskripsi pertandingan betul-betul hidup dan seolah menghadirkan suasana pertandingan bola di lapangan ke rumah-rumah para pembacanya. Kemampuan menulis liputan pertandingan sepak bola secara deskriptif seperti itu, sudah tidak ditemukan lagi sekarang. Dan, salah seorang wartawan yang piawai mengemaskannya, telah tiada.
Selamat jalan senior, semoga mendapat tempat yang layak di alam sana. Amin. (*).