Yang dimaksud dengan Dg Ngunjung adalah Pak Jubhar Bachtiar, wartawan senior Marhaen yang tiga bulan sebelumnya memanggil Verdy untuk menghadap Pimpinan Marhaen.
‘’Dg Ngunjung, mulai hari ini bawa Saudara Verdy mencari berita. Arahkan bagaimana caranya berkomunikasi dengan sumber berita. Bagaimana mencatatnya. Dan, bagaimana membuat beritanya,’’ titah Pak Siala.
Begitulah, mulai hari itu, Desember 1959, Verdy lupa tanggal pastinya, dia dibawa Yubhar Bachtiar naik Vespa. Keliling kota Makassar menjumpai sumber-sumber berita. Pak Jubhar Bachtiar belum memperkenankan Verdy membuat berita. Tetapi, diharuskan membaca suratkabar yang memuat berita yang dia buat.
Seminggu kemudian, Pak Siala memanggil Verdy lagi.
‘’Hari ini Saudara coba membuat berita hasil liputan bersama Pak Jubhar dan serahkan kepada saya,’’ pintanya.
Lantaran pertama kali membuat berita, Verdy agak ragu. Dia ingat kata-kata teman yang sebelum bergabung dengan Marhaen bahwa berita itu adalah kisah atau cerita sebuah peristiwa. Verdy merangkai kata-kata yang dicatatnya dalam wawancara dengan sumber berita dengan gayanya sendiri. Setelah selesai, dia serahkan kepada pimpinan.
‘’Ambil naskah berita Pak Jubhar di belakang,’’ perintah Pak Siala.
Setelah membaca berita yang dibuat Jubhar Bachtiar, Pak Siala menjabat tangan Verdy erat-erat.
‘’Kau resmi jadi wartawan hari ini,’’ ujarnya sambil menyodorkan berita yang dibuat Verdy untuk di-set di percetakan. Berita yang dibuat Jubhar Bachtiar ditarik.
Itulah lika-liku awal kisah perjalanan Verdy Rahman Baso menjadi wartawan. Dia menjadi wartawan Marhaen hingga tahun 1966, karena pindah ke Suratkabar Warta Nasional.
Di koran ini pun, Verdy hanya bertahan dua tahun. Sebab, setelah itu dia pindah ke Harian Tegas. Ketika di harian ini, dia sempat dipercayakan meliput kejuaraan sepak bola internasional Pesta Sukan di Singapura pada tahun 1971.
Hanya enam tahun di Harian Tegas, tahun 1974 Verdy bergabung dengan harian Pedoman Rakyat. Selama di harian ini, Verdy dipercayakan menangani Desk Olahraga. Maka tak heran kalau dia sering terbang ke luar negeri. Misalnya, meliput Pesta Olahraga Negara-negara Asia Tenggara (SEA Games), mulai di Jakarta, Kuala Lumpur, Bangkok, dan Singapura.
Ketika perebutan Piala Thomas dan Piala Uber dilaksanakan di Jakarta dan Kuala Lumpur, Verdy termasuk salah seorang yang diutus meliput. Pada tahun 1990, dia meliput Pesta Olahraga Asia (Asian Games) di Beijing, China.
Selain meliput kegiatan olahraga, Verdy secara terpisah bersama beberapa teman wartawan PR lainnya melakukan lawatan jurnalistik ke Singapura, Bangkok, Hong Kong, Taipei, dan Guangzhou (China).