Monitoring Program Tematik KKNT Gelombang 113 Desa Mangepong Jeneponto 

Dengan menambahkan bahan lain seperti susu atau tepung maizena, puding jagung manis tidak hanya lezat tetapi juga bergizi, menjadikannya pilihan yang baik untuk konsumsi sehari-hari, demikian penjelasan mahasiswa fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin ini.

Salah satu program kerja yang cukup menarik adalah Kelas Bahasa Inggris bagi peserta didik Sekolah Dasar di desa Mangepong, menurut peserta KKN program kerja ini sangat penting karena dapat memperluas wawasan mereka, terutama dalam dunia global yang semakin terhubung.

Teknologi tepat guna dapat memainkan peran krusial dalam mendukung proses pembelajaran, seperti penggunaan aplikasi pembelajaran bahasa yang dapat diakses melalui ponsel sederhana atau perangkat lain yang sesuai dengan kondisi desa tersebut.

Dengan memanfaatkan teknologi ini, guru dapat memberikan materi interaktif dan menarik yang memungkinkan peserta didik untuk belajar Bahasa Inggris secara lebih mandiri dan efektif, meskipun berada di daerah yang jauh dari pusat pendidikan besar.

Teknologi tepat guna, dengan akses yang terjangkau, membuka kesempatan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah terpencil, hal demikian menjadi perhatian utama dari Riati Timbil dari prodi Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya.

BACA JUGA:  Konferensi Kabupaten PGRI Bulukumba Digelar

Selanjutnya Kiki Rahmadani, mahasiswa prodi Agroteknologi mengadakan Pelatihan pembuatan pupuk organik dan kompos di desa Mangepong, hal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang cara mengolah bahan-bahan organik menjadi pupuk yang berguna untuk meningkatkan kesuburan tanah secara alami.

Dalam pelatihan ini, masyarakat diajarkan teknik-teknik dasar dalam memilih bahan baku seperti daun, rumput, limbah dapur, atau kotoran hewan yang dapat digunakan sebagai bahan kompos. Selain itu, mereka juga akan mempelajari proses dekomposisi yang terjadi selama pembuatan kompos, yang melibatkan mikroorganisme untuk mengubah bahan organik menjadi humus yang bermanfaat bagi tanaman.

Ditambahkan Muh Reski Pratama, bahwa materi teori, pelatihan ini juga mencakup praktik langsung dalam pembuatan kompos dengan memperkenalkan berbagai metode seperti komposting terbuka, komposting dalam tumpukan, atau penggunaan alat khusus seperti komposter. Peserta akan belajar cara mengatur kelembaban, aerasi, dan suhu yang optimal untuk mempercepat proses dekomposisi.

Dengan memahami proses ini, diharapkan peserta dapat memproduksi pupuk organik dan kompos secara mandiri yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang mahal dan berbahaya bagi ekosistem, demikian penjelasan dari Rezki Mahasiswa Fakultas Peternakan unhas ini.