NusantaraInsight, Bulukumba — Siswa SMAN 8 Bulukumba melakukan aksi demontrasi akibat adanya kesalahan dan kelalaian dari pihak sekolah untuk tahap finalisasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS), pada Senin (19/2/2024).
Baca juga: Kadisdik Sulsel Menyayangkan Kelalaian Pihak SMAN 8 Bulukumba
Imbas dari kelalaian tersebut, ada ratusan siswa yang terkubur mimpinya untuk ikut Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP).
Putri Aulya Ramadhani Ketua OSIS SMAN 8 Bulukumba yang ditemui media ini pada aksi demontrasi mengutarakan curahan hatinya terkait hal ini.

“Saya Putri Aulya Ramadhani peserta didik kelas 12 jadi hari ini tepat pada tanggal 19 Februari kami selaku angkatan kelas 12 tahun 2024 dan mengadakan aksi demo kepada sekolah kami yaitu SMA Negeri 8 Bulukumba karena disebabkan oleh kelalaian dan kesalahan fatal dari SMA Negeri 8 begitu sendiri. Mengapa karena sejumlah kisaran 100 lebih peserta didik yang bersyarat untuk ikut dalam seleksi nasional berdasarkan prestasi diputuskan begitu saja harapan dan kesempatannya serta peluangnya oleh SMA Negeri 8 itu sendiri,” keluhnya.
“Karena SMA Negeri 8 sangat-sangat terlambat untuk melakukan finalisasi atau penyelesaian pengisian data sekolah dan data siswa di form PDSS. Ini menjadi suatu hal yang sangat mengecewakan bagi kami selaku peserta didik kelas 12 yang akan mencoba. Bagaimana tidak, sudah banyak persiapan yang telah kami lakukan, begitu pula semangat kami untuk mendaftar tapi kami gagal sebelum mencoba dan itu sangat menyakitkan hati karena banyak sekali harapan yang kami harapkan, tapi justru sekolah kami SMA Negeri 8 Bulukumba sendiri yang hancurkan peserta didiknya,” ucapnya
“Saya saja selalu peserta didik yang menjadi korban yang menjadi siswa sangat-sangat memiliki kecewa yang mendalam, bahkan begitu banyak tangisan pada hari itu, bahkan mungkin hari ini masih ada yang meneteskan air mata. Jadi saya berharap kepada SMA Negeri 8 Bulukumba, semoga ini bisa dijadikan pembelajaran, semoga tidak ada lagi korban berikutnya yang seperti kami. Cukuplah kami yang menjadi korban tidak usah ditutup-tutupi, tidak usah ada lagi korban berikutnya,” ucapnya sedih.
“Apalagi SMA 8 juga menjadi salah satu sekolah unggulan di Bulukumba, di mana banyak sekali kami sebagai peserta didik memiliki antusias besar ataupun prestasi di sekolah ini, namun seperti itu saja sekolah berikan kepada kami. Bahkan sekolah sepelekan kami sebagai peserta didik,” protesnya kepada sekolah.
Dirinya juga menyayangkan pihak Kepala Sekolah yang kurang memberikan pengawasan kepada pihak operator.
“Karena seperti yang saya tahu bahwasanya PDSS menjadi tanggung jawab penuh oleh Kepala Sekolah, jadi ini akan berpengaruh pasti di kepala sekolah dan pada kinerja kepala sekolah maupun operator sehingga terjadi seperti ini. Mungkin ada juga terjadi mist komunikasi ataupun pengawasan yang kurang baik dari kepala sekolah itu sendiri.
Putri juga memberikan semangat kepada seluruh rekannya dan berharap kelalaian pihak sekolah ini diterima sebagai takdir.
“Karena masih ada lagi jenjang SNBT PTN, mari kita sama-sama berdoa dan terus semangat untuk dapat melalui jenjang tersebut,” pungkasnya.